Jumat, 27 Januari 2012

Teknik Pembuatan Pakan Organik


Oleh : ICHSAN KURNIAWAN

Seperti yang telah dibahas pada artikel yang lalu dengan judul “Korelasi Pertanian Organik dengan Gerakan Pensejahteraan Petani (GPP)” bahwa pelaksanaan pertanian organic sendiri sejalan dengan gerakan pensejahteraan petani. Secara garis besar harapan dari GPP sendiri yakni mengintegrasikan kegiatan usaha tani dengan peternakan, perikanan atau lainnya hingga pensejahteraan petani dapat tercapai melalui maksimalisasi jam kerja dari bidang yang telah terintegrasi.
Khusus untuk pengentegrasian pertanian dengan peternakan, kegiatan pertanian organik yang notabene melibatkan pemanfaatan sumber daya lokal yang salah satunya berupa kotoran ternak termasuk urinnya sebenarnya secara langusng dapat memberikan tambahan pendapatan pada petani..
Kotoran ternak sendiri secara terpisah juga dapat mendatangkan “kocek lebih” selain penggunaannya secara langsung sebagai sarana produksi dalam kegiatan usaha tani organik tersebut. Lihat saja akhir-akhir ini banyak bermunculan produk saprodi berupa pupuk organik pabrikan atau kompos yang hanya dipack secara sederhana dalam plastik.
Terlepas dari bahasan di atas selain pembuatan pupuk yang menjadi keuntungan dalam pertanian organik dan juga merupakan bentuk dari keintegrasian pertanian dengan bidang peternakan, yakni pengolahan pakan secara organik.
Terkait dengan makin terbatasnya jumlah lahan yang bisa dimanfaatkan sebagai tempat pakan segar berupa rumput – rumputan maka dibutuhkan teknologi pembuatan pakan ternak yang bisa mengatasi masalah ketersediaan lahan namun tetap bisa menjamin integritas pertanian organik tanpa melakukan pemberian bahan pakan berupa konsentrat tambahan yang berbahan dasar kimia sintetis atau bahan lain yang dapat memicu pertumbuhan ternak secara tidak wajar dalam waktu yang singkat.
Pemberian pakan yang rutin masalah lain yang juga harus diperhatikan adalah adanya efisiensi waktu sehingga upaya penyediaan pakan tidak menyita waktu bagi petani organik, sehingga petani juga bisa memanfaatkan waktu mereka untuk aktifitas lain guna menambah penghasilan.
Dalam melaksanakan budidaya peternakan khususnya ternak kambing, petani banyak menuai masalah terutama dalam penyediaan pakan. Pemahaman dan konsep dalam penyediaan pakan kerap diartikan dengan penyediaan rumputan segar yang identik dengan penyediaan lahan untuk penanaman rumput. Padahal dalam kondisi dewasa ini hal tersebut merupakan konsep dengan pemikiran yang “sempit”. Kenapa. Pemanfaatan ilmu pengetahuan dan teknologi penyiapan pakan ternak dengan memanfaatkan jasa mikroba dalam proses fermentasi pakan yang juga tahan lama dalam penyimpanan.

Secara umum dalam penyediaan pakan ternak kambing, beberapa hal yang patut menjadi perhatian khusus yakni :
1.       Pemberian rerumputan yang masih berada dalam keadaan basah kepada ternak kambing dihindari. Hal ini karena air yang melekat pada rumput basah ini berpotensi menimbulkan kembung dan mengurangi nafsu makan ternak kambing.
2.       Pemberian rerumputan yang memiliki kandungan getah juga dihindarkan karena justru dapat memicu penyakit lambung pada ternak kambing sehingga sebaiknya rumput yang mengandung getah ini dilayukan terlebih dahulu untuk mengurangi atau menghilangkan kandungan getah tersebut.

Pakan ternak organik merupakan salah satu solusi pintar dalam mengatasi permasalahan yang menjadi bahasan di atas. Pakan ini mempunyai kandungan gizi sangat baik serta nutrisi yang lengkap sehingga sangat baik untuk pertumbuhan kambing.

Teknik pembuatan pakan ternak organic adalah dengan langkah sebagai berikut :
Bahan dasar :
-          dedak halus
-          ampas tapioka
-          ampas tahu
-          jagung giling
-          tepung kedelai
-          rumput
-          nutrisi
-          mineral

Nutrisi yang dibutuhkan :
a.       Nutrisi ikan/keong
b.      Nutrisi usus
c.       Mikroba 2
d.      Nutrisi nenas
e.      Nutrisi jantung pisang
f.        Nutrisi tomat
g.       Kuning telur
h.      Nutrisi cangkang telur
i.         Asam laktat

Teknik pembuatan nutrisi :
a.       Masing-masing bagian nutrisi diambil 1 sendok teh
b.      Dicampurkan dengan air bersih sebanyak 3 liter atau 5 botol aqua menengah dikembalikan lagi ke botol
c.       Difermentasi selama 4 – 7 hari baru bisa dipakai

Teknik pencampuran :

a.       Tahap 1 :
·         Dedak halus  : 1 kg
·         Ampas tahu, tepung jagung, tepung kedelai : 7,5 kg
·         Nutrisi  : 5 tutup botol
·         Air : 5 liter
·         Dicampur di fermentasi kedap udara : ± 4 hari

b.      Tahap 2 :
·     Rumput dipotong-potong ± 1 cm
·    Apa bila rumput yang akan digunakan masih dalam kondisi basah mesti ditunggu sampai dalam kondisi kering

c.       Tahap 3 :
·    Dedak yang telah difermentasi seperti tahap 1 (satu) dicampur dengan rumput dengan perbandingan 1: 5
·      Setelah dicampur kemudian formula ini  difermentasi dan ditempatkan pada plastik/ember, dll dengan kondisi kedap udara. Artinya tidak bocor atau bercampur dengan udara dari luar minimal 4 – 7 hari.

Pemberian pakan :
a.   Pemberian pakan dilakukan 2 kali sehari dengan waktu pemberian pada pagi hari dan sore hari.
b. Volume pemberian pakan pada pagi hari jumlahnya lebih sedikit dari jumlah pakan yang diberikan pada sore hari
c.  Untuk kambing dengan bobot atau berat antara 15 – 20 kg cukup diberikan pakan sebanyak 1,5 kg untuk 1 kali makan
Untuk kambing dengan bobot atau berat lebih dari 20 kg maka pakan yang diberikan sebanyak 2 kg atau lebih

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

PERKEMBANGAN POPULASI HAMA TIKUS

Ichsan Kurniawan,SP, M.Si Tanaman padi ( Produsen ) akan lebih cepat habis karena jumlah tikus banyak sedangkan pemangsa tikus ( Ular ) mu...