Selasa, 09 Maret 2021

AKHIRNYA PENGELOLAAN MIKROORGANISME DIATUR DALAM PERPRES 2021

 oleh : ICHSAN KURNIAWAN,SP

Perpres 1 tahun 2021 telah dirilis. Isinya mengatur tentang pengelolaan Mikroorganisme. Seperti apa pengaturan yang dituangkan dalam Perpres ini.

Apa itu Mikroorganisme? Mikroorganisme atau mikroba adalah organisme yang berukuran sangat kecil sehingga untuk mengamatinya diperlukan alat bantuan. Mikroorganisme disebut juga organisme mikroskopik. Mikroorganisme sering kali bersel tunggal (uniseluler) maupun bersel banyak (multiseluler) (Wikipedia). 



Para ahli juga menjabarkan pengertian dari mikroorganisme ini. Menurut Darwis (1992) Mikroorganisme makhluk hidup sangat kecil, mikroorganisme diklasifikasikan ke dalam kelas protista terdiri dari bakteri, jamur, protozoa, dan algae.ementara Fardiaz (1989) menjelaskan bahwa semua mikroorganisme yang tumbuh pada bahan-bahan tertentu memerlukan bahan organik untuk pertumbuhan dan proses metabolisme. Mikroorganisme yang tumbuh dan berkembang dalam suatu material dapat menyebabkan perubahan dalam komposisi fisik dan kimia, seperti perubahan warna, kekeruhan, dan bau asam.

Dalam bidang praktis pertanian kita mengenal Mikroorganisme Lokal (MOL) yakni mikroorganisme yang berada pada suatu area lokal digunakan sebagai agen atau starter dalam membantu pembuatan pupuk organik. Yang menjadi bahan utamanya adalah karbohidrat, glukosa, dan sumber mikroorganisme itu sendiri. Teknik pembuatan dan bahan dasarnya pun beragam misalnya untuk fermentasi larutan MOL bisa berasal dari pertanian, perkebunan, sampah organic ataupun varian limbah organic.

Dalam Perpres 1 tahun 2021 tentang Pengelolaan Mikroorganisme disebutkan bahwa mikroorganisme atau disebut dengan istilah lainnya adalah makhluk hidup dan entitas biologi yang berukuran mikroskopis yang bisa hidup bebas maupun berasosiasi dengan makhluk hidup lain secara saprofitik, parasitik, patogenik, endofitik, dan simbiotik yang mengandung informasi fenotipe, informasi genotipe, dan senyawa kimia lainnya, yang keseluruhannya secara taksonomi termasuk dalam bakteri, arkea, fungi, protozoa, alga, parasit, dan virus, yang dapat digunakan untuk penelitian, pengembangan, dan/atau keperluan industri.

Peraturan Presiden Nomor 1 tahun 2021 tentang Pengelolaan Mikroorganisme memaparkan Tujuan Pengelolaan Mikroorganisme yakni sebagai berikut :

1.      melindungi dan menjaga keberlangsungan hidup Mikroorganisme;

2.      mengeloia Mikroorganisme secara terencana, terkoordinasi, dan terstandar;

3.      meningkatkan nilai potensial ekonomi dan strategis di bidang ketahanan pangan, kesehatan, energi, lingkungan hidup, serta pertahanan dan keamanan;

4.      mewujudkan keadilan dalam pembagian keuntungan yang diperoleh dari pemanfaatan Mikroorganisme;

5.      memberikan jaminan kepastian hukum dalam pengajuan paten; dan

6.      melindungi masyarakat dari kemungkinan penggunaan Mikroorganisme yang berbahaya dan produknya serta informasi alih teknologi dengan menerapkan prinsip-prinsip biosecurity.

Dalam Perpres 1 tahun 2021 tentang Pengelolaan Mikroorganisme juga disebutkan mengenai mikroorganisme jenis baru. Didalamnya diuraikan bahwa Mikroorganisme Jenis Baru adalah Mikroorganisme yang baru ditemukan yang mempunyai perbedaan informasi fenotipe dan informasi genotipe dari jenis yang telah dijelaskan sebelumnya atau yang terkait. Selain itu tentu ada informasi tentang mikroorganisme-mikroorganisme lain dan environtmennya yang dibahas dalam Peraturan Presiden Nomor 1 tahun 2021 tentang Pengelolaan Mikroorganisme.

dalam Perpres 1 tahun 2021 tentang Pengelolaan Mikroorganisme bahwa Kegiatan-kegiatan Pengelolaan Mikroorganisme meliputi:

1.      Akses Terhadap Sampel;

2.      pelindungan Mikroorganisme; dan

3.      pendistribusian dan pemanfaatan Mikroorganisme.

Peraturan Presiden Nomor 1 tahun 2021 tentang Pengelolaan Mikroorganisme ditetapkan Presiden Joko Widodo di Jakarta pada tanggal 4 Januari 2021. Peraturan Presiden Nomor 1 tahun 2021 tentang Pengelolaan Mikroorganisme diundangakan Menkumham Yasonna H. Laoly pada tanggal 5 Januari 2021 di Jakarta.

Perpres ini sangat penting artinya bagi Negara, kenapa? Selama ini kita cenderung mengabaikan hal hal yang berkaitan dengan makhluk tak kasat mata ini. Sementara di luar negeri sana, focus penelitian para akademisi justru di sorotkan kepada bagaimana mengeksplore mikroorganisme untuk beragam kepentingan yang sangat bermanfaat dan berpengaruh besar dalam kemajuan suatu Negara.

Memang sudah saatnya kita memberi perhatian terhadap hal serupa ini, demi kemajuan Negara. Hal ini tentunya juga didorong oleh sokongan dana pemerintah dan sumberdaya manusia dari akademisi serta berbagai stakeholders. yang berukuran mikroskopis yang bisa hidup bebas maupun berasosiasi dengan makhluk hidup lain secara saprofitik, parasitik, patogenik, endofitik, dan simbiotik yang mengandung informasi fenotipe, informasi genotipe, dan senyawa kimia lainnya, yang keseluruhannya secara taksonomi termasuk dalam bakteri, arkea, fungi, protozoa, alga, parasit, dan virus, yang dapat digunakan untuk penelitian, pengembangan, dan/atau keperluan industri.

Peraturan Presiden Nomor 1 tahun 2021 tentang Pengelolaan Mikroorganisme memaparkan Tujuan Pengelolaan Mikroorganisme yakni sebagai berikut :

1.      melindungi dan menjaga keberlangsungan hidup Mikroorganisme;

2.      mengeloia Mikroorganisme secara terencana, terkoordinasi, dan terstandar;

3.      meningkatkan nilai potensial ekonomi dan strategis di bidang ketahanan pangan, kesehatan, energi, lingkungan hidup, serta pertahanan dan keamanan;

4.      mewujudkan keadilan dalam pembagian keuntungan yang diperoleh dari pemanfaatan Mikroorganisme;

5.      memberikan jaminan kepastian hukum dalam pengajuan paten; dan

6.      melindungi masyarakat dari kemungkinan penggunaan Mikroorganisme yang berbahaya dan produknya serta informasi alih teknologi dengan menerapkan prinsip-prinsip biosecurity.

Dalam Perpres 1 tahun 2021 tentang Pengelolaan Mikroorganisme juga disebutkan mengenai mikroorganisme jenis baru. Didalamnya diuraikan bahwa Mikroorganisme Jenis Baru adalah Mikroorganisme yang baru ditemukan yang mempunyai perbedaan informasi fenotipe dan informasi genotipe dari jenis yang telah dijelaskan sebelumnya atau yang terkait. Selain itu tentu ada informasi tentang mikroorganisme-mikroorganisme lain dan environtmennya yang dibahas dalam Peraturan Presiden Nomor 1 tahun 2021 tentang Pengelolaan Mikroorganisme.

dalam Perpres 1 tahun 2021 tentang Pengelolaan Mikroorganisme bahwa Kegiatan-kegiatan Pengelolaan Mikroorganisme meliputi:

1.      Akses Terhadap Sampel;

2.      pelindungan Mikroorganisme; dan

3.      pendistribusian dan pemanfaatan Mikroorganisme.

Peraturan Presiden Nomor 1 tahun 2021 tentang Pengelolaan Mikroorganisme ditetapkan Presiden Joko Widodo di Jakarta pada tanggal 4 Januari 2021. Peraturan Presiden Nomor 1 tahun 2021 tentang Pengelolaan Mikroorganisme diundangakan Menkumham Yasonna H. Laoly pada tanggal 5 Januari 2021 di Jakarta.

Perpres ini sangat penting artinya bagi Negara, kenapa? Selama ini kita cenderung mengabaikan hal hal yang berkaitan dengan makhluk tak kasat mata ini. Sementara di luar negeri sana, focus penelitian para akademisi justru di sorotkan kepada bagaimana mengeksplore mikroorganisme untuk beragam kepentingan yang sangat bermanfaat dan berpengaruh besar dalam kemajuan suatu Negara.

Memang sudah saatnya kita memberi perhatian terhadap hal serupa ini, demi kemajuan Negara. Hal ini tentunya juga didorong oleh sokongan dana pemerintah dan sumberdaya manusia dari akademisi serta berbagai stakeholders.

Sabtu, 06 Maret 2021

TAHUN 2021, DISTAN AGAM KEMBALI OPTIMALKAN RJIT

Salah satu komponen yang penting dalam mendukung kegiatan pertanian adalah ketersediaan air untuk lahan. Oleh sebab itu, water management yang baik sangat dibutuhkan agar bisa menyalurkan air ke lahan pertanian. Salah satu contoh water management yang bisa dilakukan adalah dengan Rehabilitasi Jaringan Irigasi Tersier (RJIT).



RJIT sendiri adalah bagian dari water management yang bertujuan bukan hanya untuk memperbaiki saluran irigasi yang rusak. Tetapi juga memaksimalkan dan meningkatkan fungsi irigasi. Sehingga luas areal tanam meningkat dan tentunya produktivitas juga bisa meningkat

Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo (SYL) mengatakan bahwa kegiatan RJIT dilakukan untuk memastikan lahan pertanian mendapatkan irigasi yang akan menjamin kebutuhan air hingga panen.

Di tahun 2021, Kabupaten Agam melalui Dinas Pertanian dan Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Kecamatan IV Koto terus berusaha meningkatkan produksi padi yang salah satunya dengan mengoptimalkan pegnuatan sarana prasarana pertanian salah satunya melalui Rehabilitasi Jaringan Irigasi Tersier (RJIT) di berbagai  Nagari. Salah satu Kelompok Petani Pemakai Air (P3A) yang mendapatkan kegiatan adalah P3A Pondok Sakato yang berlokasi di Jorong Sutijo Nagari Koto Gadang. Di lokasi ini sendiri memang kesulitan dalam hal pengairan. Hal tersebut mengakibatkan puluhan sawah terkendala dalam pertanaman dikarenakan irigasi yang tidak mendukung. 

RJIT menjadi sangat penting karena berkaitan dengan pemenuhan kebutuhan air untuk lahan. Kebutuhan air untuk tanaman padi sawah mencakup perhitungan air yang masuk dan keluar dari lahan sawah. Kebutuhan ini tergantung dari jenis varietas, umur tanaman, waktu pertanaman, sifat tanahnya, teknik pemberian air, jarak ke sumber air dan luas areal yang akan diairi.

Berdasarkan hasil penelitian yang ada, jumlah air yang diperlukan untuk menghasilkan produksi padi yang optimal adalah 180-300 mm per bulan. Jadi, untuk 1 periode musim tanam, dibutuhkan air sebanyak 1.240 mm. Untuk sawah irigasi, dari tanam sampai panen membutuhkan debit air yang berbeda-beda. Untuk padi yang berumur 100 hari memerlukan air 520-1.620 mm. Sedangkan padi umur 130 hari membutuhkan air sebanyak 720-2.160 mm. “Ini bervariasi, tergantung dari sistem pengelolaannya

Rehabilitasi jaringan irigasi tersier (RJIT) sendiri merupkan bagian vital dari proses produksi di areal sawah. Artinya, kegiatan RJIT dilakukan bukan hanya untuk memperbaiki atau membenahi, tetapi juga memaksimalkan fungsi saluran irigasi. Muaranya dengan maksimalisasi fungsi saluran tersebut, maka luas areal tanam akan bertambah. Hasil akhir yang juga diharapkan dapat meningkatkan indeks pertanaman (IP) dan produktivitas.

RJIT dapat dilakukan dengan swakelola. Dengan swakelola dan melibatkan masyarakat sekitar terutama Kelompok Perkumpulan Petani Pemakai Air (P3A) semangat partisipasi masyarakat semakin tinggi. Sehingga rasa tanggung jawab dan rasa memiliki saluran yang dibangun semakin baik, karena telah merasakan manfaatnya secara langsung (IKJ).

PERKEMBANGAN POPULASI HAMA TIKUS

Ichsan Kurniawan,SP, M.Si Tanaman padi ( Produsen ) akan lebih cepat habis karena jumlah tikus banyak sedangkan pemangsa tikus ( Ular ) mu...