Jumat, 13 Desember 2019

DRYER UV, SOLUSI PENGERINGAN PADI MUSIM PENGHUJAN


Musim penghujan menjadi salah satu kendala terhadap kegiatan pasca panen komoditi padi sawah. Komoditi yang menjadi induk dari komoditi pangan tanah air ini mengalami permasalahan pelik sejak hujan hampir turun setiap hari. Proses pengeringan yang konvensional dengan mengharapkan sinar matahari terganggu sehingga mengakibatkan rangkaian kegiatan produksi beras pun melambat dan memakan waktu cukup panjang. Termasuk di wilayah dengan luasan padi sawah yang cukup besar seperti Kecamatan Tilatang Kamang, Kabupaten Agam.

Namun di tahun 2019, Kementan melalui Ditjen Pangan dan Dinas TPHP Sumbar serta Dinas Pertanian Kabupaten Agam membantu alat pengeringan alternative yang cukup menjadi solusi terhadap permasalahan tersebut. Kelompok Tani Fajar Indah, Nagari Kapau Kecamatan Tilatang Kamang Kabupaten Agam adalah salah satu kelompok yang beruntung menerima bantuan tersebut dan merasakan manfaat dari keberadaan bangunan Dryer UV ini. Hal ini diungkapkan Alwel Kamis (12/12/2019) di sela kunjungan PT ASABI ke lokasi Dryer UV, Ketua Kelompok Fajar Indah mengakui telah merasakan efektifitas dan efisiensi penggunaan Dryer UV di tengah kondisi cuaca yang sering hujan ini. Sementara Pihak Dinas Pertanian Kabupaten Agam memberikan dukungan penuh demi mengatasi kendala produksi usaha tani di tingkat petani dengan menyampaikan semua usulan/proposal yang disusun Kelompok Tani bersama Penyuluh Pertanian di lapangan berdasarkan identifikasi kebutuhan di tingkat petani.



Dok. BPP Kecamatan Tilatang Kamang (2019)

Diperkenalkan PT Agricon Sentra Agribisnis Indonesia (ASABI) yang bekerjasama dengan Kementrian Pertanian, Rumah Pengering Suryakancana (sebutan untuk pengering) ini memanfaatkan efek rumah kaca dengan fasilitas plastic UV untuk membuat kondisi pengeringan tetap stabil dalam menghantar panas sehingga mampu membantu kegiatan pengeringan meskipun dalam kondisi hujan. Kelebihan Dryer UV sebagai rumah pengering ini yakni lebih efektif dan efisien. Selain itu bangunan ini ramah lingkungan karena tidak menggunakan bahan baku listrik dan lebih ekonomis bebas hama tikus dan serangga serta mudah pemeliharaannya.

Jika gabah yang dijemur, maka kualitasnya menjadi lebih baik. Misalnya, saat panen kadar air gabah mencapai 24 persen. Untuk mengeringkan hingga kadar air 14 persen hanya perlu 2-3 hari sudah kering. Perbedaan suhu di luar bangunan dan di dalam Rumah Pengering Suryakancana berkisar antara 5-10 derajat. Jadi, dengan bantuan Rumah Pengering Suryakancana, proses pengeringan dapat tetap berjalan walaupun cuaca hujan. Pada saat kondisi cuaca cerah pengeringan dapat dilakukan selama 2-3 hari.

Dengan manfaat yang cukup besar ini, mudah-mudahan ke depan Kementrian Pertanian melalui Ditjen Pangan dapat menyalurkan kembali bantuan pengering seperti Dryer UV untuk unit-unit RMU yang dikelola Kelompok Tani sehingga kendala hujan tidak lagi memperlambat proses produksi beras.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

PERKEMBANGAN POPULASI HAMA TIKUS

Ichsan Kurniawan,SP, M.Si Tanaman padi ( Produsen ) akan lebih cepat habis karena jumlah tikus banyak sedangkan pemangsa tikus ( Ular ) mu...