Rabu, 18 Oktober 2023

PERKEMBANGAN POPULASI HAMA TIKUS

Ichsan Kurniawan,SP, M.Si

Tanaman padi ( Produsen ) akan lebih cepat habis karena jumlah tikus banyak sedangkan pemangsa tikus ( Ular ) mungkin jumlahnya sedikit. Jadi Produsen akan cepat habis, sedangkan Hewan / Pemangsa (Konsumen III) yang tingkatnya diatas Pemangsa Tikus (Konsuman II) juga akan berkurang karena kekurangan sumber makanannya.

Dengan kata lain, akan terjadi ketidakseimbangan pada rantai makanan apabila jumlah Tikus (Konsuman I) tidak segara dikendalikan Tikus yang telah terbunuh/tertangkap hanya merupakan indikasi turunnya populasi. Yang perlu diwaspadai adalah populasi

tikus yang masih hidup, karena akan terus berkembang biak dengan pesat selama musim tanam padi. Disamping itu monitoring keberadaan dan aktivitas tikus sangat penting diketahui sejak dini agar usaha pengendalian dapat berhasil.

Cara monitoring antara lain dengan melihat lubang aktif, jejak tikus, jalur jalan tikus, kotoran atau gejala kerusakan tanaman. Dan tidak kalah pentingnya adalah mewaspadai terhadap kemungkinan terjadinya migrasi (perpindahan tikus) secara tiba-tiba dari daerah lain dalam jumlah yang besar

Tikus bisa hidup di luar rumah dan juga hidup di dalam rumah bersama-sama dengan manusia. Tikus biasanya dianggap sebagai hama karena banyak memberikan dampak buruk bagi manusia sehingga suka diburu untuk dimusnahkan. Di balik semua itu, ada juga orang-orang yang menjadikan tikus sebagai hewan peliharaan, serta ada juga budaya suatu daerah yang menghormati tikus setinggi langit sehingga haram hukumnya menyakiti tikus.inilah bebrapa efek yang di timbulkan oleh hama tikus tersebut:

  • Menimbulkan Kerusakan 

Karena tikus adalah hewan pengerat maka tikus akan menggigiti barang-barang yang ada di rumah kita serta membuat lubang-lubang untuk jalan akses keluar masuk tikus. Selain itu tanaman-tanaman yang ditanam manusia bisa dirusak tikus

  • Mengotori Rumah

Tikus buang air besar dan buang air kecil sembarangan di dalam maupun di luar rumah kita sehingga menimbulkan pemandangan dan bau yang tidak sedap. Mau tidak mau kita harus membersihkannya sudah tentu dengan rasa jijik Makan Minum dan Mengacak-Acak Makanan Minuman Manusia Apabila makanan dan minuman kita tidak ditutup rapat dengan benar, maka tikus bisa masuk dan ikut berpesta pora terhadap makanan kita. Jika sudah begitu maka kita pun akan merasa jijik untuk makan makanan yang sudah dicicipi dan diacak-acak oleh hewan tikus yang tidak bertanggung jawab.

  • Menimbulkan Penyakit

Tikus bisa menjadi medium penyebaran penyakit berbahaya seperti pes dan leptospirosis (kencing tikus). Jika mendengar penyakit yang berbahaya tersebut, maka rasanya ingin segera memberantas tikus-tikus yang ada di sekitar kita agar terhindar dari resiko terkena penyakit yang berbahaya.

  • Menimbulkan Polusi

Tikus yang mengeluarkan suara mencicit-cicit serta menimbulkan suara gaduh cukup mengganggu ketenangan di telinga kita. Tikus yang mati dan menjadi bangkai di tempat yang tidak terlihat mata kita juga bisa menjadi teror yang cantik bagi seluruh penghuni seisi rumah dengan polusi udara tingkat tinggi.

  • Membuat Orang-Orang Takut dan Panik

Tikus yang lenggang kangkung lewat ke sana ke mari di sekitar kita juga bisa membuat panik terhadap orang-orang yang phobia terhadap tikus. Entah kenapa orang bisa takut pada tikus dan bisa menjerit-jerit dan panik setengah mati jika melihat tikus. Yang pasti hal tersebut sangat tidak menyenangkan bagi orang-orang normal yang tidak takut kepada tikus jika melihat orang lain panik melihat tikus.

  • Bisa Melukai Manusia

Masih ingatkah dengan pesan orangtua untuk cuci tangan dan cuci kaki sebelum tidur agar tikus enggan menyantap tangan dan kaki kita yang bebau makanan yang disukai para tikus. Gigi tikus yang sangat tajam memang bisa saja melukai kita. Oleh karena itu kita harus terus waspada dan berhati-hati terhadap berbagai acaman yang ditimbulkan oleh tikus yang kurang ajar.

  • Memangsa Hewan Peliharaan

Bukan sesuatu yang tidak mungkin tikus akan menyerang hewan-hewan peliharaan kesayangan kita jika sedang lapar. Hewan seperti burung, ayam, bebek, kelinci, dan lain sebagainya bisa saja mati dimangsa tikus yang kelaparan. Makanan binatang peliharaan kita pun juga kadang menjadi santapan tikus-tikus yang lapar

  • Merusak Pemandangan

Apa enaknya melihat penampilan tikus yang lusuh, dekil, kotor, kucel, pitak dan menjijikkan? Dengan membayangkan kelakuan tikus kepada kita saja sudah menibulkan rasa kesal yang amat sangat, apalagi melihat penampakan tikus-tikus yang berlalu-lalang tanpa merasa bersalah di depan kita dengan mata kepala kita sendiri.

  •  Menimbulkan Wabah Kelaparan

Tikus dalam jumlah besar bisa merusak sawah, ladang dan kebun yang sedang ditanami beraneka bahan makanan manusia seperti padi, jagung, buah dan sayur. Tikus pun juga bisa menyerang dan menghabiskan persediaan makanan di dalam lumbung dan gudang bahan pangan sehingga serangan hama tikus tidak boleh disepelekan dan harus ditindak jauh-jauh sebelum terjadi bencana.

Jumlah anak tikus per induk beragam antara 6-18 ekor, dengan rata-rata 10,8 ekor pada musim kemarau dan 10,7 ekor pada musim hujan, untuk peranakan pertama. Peranakan ke 2-6 adalah 6-8 ekor, dengan rata-rata 7 ekor. Peranakan ke 7 dan seterusnya, jumlah anak menurun mencapai 2-6 ekor, dengan rata-rata 4 ekor. Interval antar peranakan adalah 30-50 hari dalam kondisi normal. 

Pada satu musim tanam, tikus betina dapat melahirkan 2-3 kali, sehingga satu induk mampu menghasilkan sampai 100 ekor tikus, sehingga

populasi akan bertambah cepat meningkatnya. Tikus betina cepat dewasa, pada umur 28 hari sudah siap kawin dan dapat bunting. Masa kehamilan mencapai 19-23 hari, dengan rata-rata 21 hari. Tikus jantan lebih lambat menjadi dewasa daripada betinanya, pada umur 60 hari siap kawin. Lama hidup tikus sekitar 8 bulan.

Sarang tikus pada pertanaman padi masa vegetatif cenderung pendek dan dangkal, sedangkan pada masa generatif lebih dalam, bercabang, dan luas karena mereka sudah mulai bunting dan akan melahirkan anak. Selama awal musim perkembangbiakan, tikus hidup masih soliter, yaitu satu jantan dan satu betina, tetapi pada musim kopulasi banyak dijumpai beberapa pasangan dalam satu liang/sarang. Dengan menggunakan Radio Tracking System, pada fase vegetatif dan awal generatif tanaman, tikus bergerak mencapai 100-200 m dari sarang, sedangkan pada fase generatif tikus bergerak lebih pendek dan sempit, yaitu 50-125 m dari sarang.

 

Penyebab – penyebab meluaknya populasi hama tikus khususnya di indonesia

v  Jumlah pakan/makanan (Padi) melimpah khususnya indonesia.

v  Jumlah pemangsa tikus (Konsumen II) sedikit / tidak seimbang dengan jumlah tikus.

v  Tempat berkembang biak yang aman untuk tikus.

v  Tidak ada peran serta dari manusia dalam membasmi sarang tikus.

v  Banyak predator ( ular ) yang diburu oleh manusia

 

  • Penyebab Terjadinya

Jumlah pakan/makanan (Padi) melimpah.

Jumlah pemangsa tikus (Konsumen II) sedikit / tidak sei,bang dengan jumlah tikus.

Tempat berkembang biak yang aman untuk tikus.

Tidak ada peran serta dari manusia dalam membasmi sarang tikus.

Banyak predator ( ular ) yang diburu oleh manusia.

  • Efek Tehadap Organisme Lain

Mungkin bisa membuat pertumbuhan padi menjadi kurang baik atau bahkan bisa gagal panen. Hal tersebut juga berlaku untuk tanaman lain yang biasanya dikonsumsi tikus. Karena tanaman tersebut dirusak oleh tikus sedangkan mungkin pemangsa tikus sendiri jumlahnya sedikit.

  • Pengaruh Yang Timbul Pada Rantai Makanan

Tanaman padi ( Produsen ) akan lebih cepat habis karena jumlah tikus banyak sedangkan pemangsa tikus ( Ular ) mungkin jumlahnya sedikit. Jadi Produsen akan cepat habis, sedangkan Hewan / Pemangsa (Konsumen III) yang tingkatnya diatas Pemangsa Tikus (Konsuman II) juga akan berkurang karena kekurangan sumber makanannya.

Dengan kata lain, akan terjadi ketidakseimbangan pada rantai makanan apabila jumlah Tikus (Konsuman I) tidak segara dikendalikan

Kamis, 13 April 2023

Pembuatan Nutrisi Alami dengan Gula Tebu sebagai Nutrisi Tumbuh dan Pengendali

 oleh : 

ICHSAN KURNIAWAN,SP, M.Si

Nutirsi alami dan pengendali hama penyakit berbahan nabati (pestisida nabati) tetap memakai bahan yang dipakai dalam pertanian organik, tambahannya disini adalah menggunakan tanaman yang sakit. Seperti penyakit pada manusia, bibit penyakit dilemahkan untuk selanjutnya diberikan pada manusia (imunisasi). Tanaman juga perlu di imunisasi agar bisa membuat system pertahanan sendiri.


Cara yang dipakai dalam memisahkan bahan aktif bahan nabati adalah dengan fermentasi. Berdasar teknik kimia bahan alam, bahan organik dapat dipisahkan dari bahan dasarnya dengan bahan organik. Bahan organik yang dimaksud adalah alcohol dan asam cuka. Bahan yang lunak (mudah lapuk) difermentasi dengan alcohol. Alcohol akan terbentuk secara alami dalam proses fermentasi karena kita menggunakan gula (Gula merah, gula kelapa).  edangkan bahan yang agak keras difermentasi dengan asam cuka dengan menambahkan  ada bahan. Asam cuka dapat dibuat sendiri, namun karena bahan yang agak sulit didapatkan bisa mendapatkan dari pasaran.

Inovasi pembuatan Nutrisi Organik untuk pengendali hama penyakit tanaman terus dilakukan dalam menghemat biaya produksi dan meminimalisir kerusakan lingkungan akibat pemakaian bahan kimia sintetis sehingga dapat menghasilkan produk sayuran organic yang diterapkan pada 3 lokasi yakni di Patapaiyan Balingka, dan 2 lokasi di Nagari Sungai Landia Kecamatan IV Koto Kabupaten Agam Provinsi Sumatera Barat.

Bahan-bahan yang dipakai harus diambil dari bahan-bahan local, dicampur dengan Gula Merah atau air tebu dengan ketentuan untuk bahan dari daun-daunan perbandingan 1 : ½ (1 kg daun : ½ Gula Merah) sedang bahan yang berasal dari buah-buahan perbandingannya 1 : 1. ( 1 kg Buah : 1 Gula Merah) caranya sebagai berikut.

1. Ikan Tongkol/Laut (bisa juga ikan tawar asal berpunggung biru)

·         Kandungan : Asam Amino

·         Fungsi : Penyubur Daun dan mengandung unsur (N)

·         Cara membuat :

1 kg ikan tongkol segar dipitong-potong kemudian dicampur dengan irisan 1 kg Gula Merah kemudian dimasukkan kedalam stoples transparan kira-kira 1/3 bagian kemudian ditutup dengan kertas dan diikat dengan karet, setelah selama 1 minggu sudah bisa diapikasikan. Larutan ini dapat bertahan hingga 1 tahun asal penyimpanan tidak terkena Sinar Matahari langsung (sebaiknya ditaruh didalam tanah, tetapi tetap harus ada lobang oksigen yang masuk ke stoples tersebut).

 

3. Batang Tembakau (Dibuat Arang Dahulu)

*Kandungan : Kalium (K)

* Fungsi : -

* Cara membuat :

1 kg Arang Batang Tembakau dimasukkan kedalam stremin plastic dan ditaruh pada 3 liter Air Laut (dalam stoples transparan) kira-kira 1/3 bagian, kemudian ditutup dengan kertas dan diikat dengan karet, setelah selama 1 minggu sudah bisa diaplikasikan. Larutan ini dapat bertahan hingga 1 tahun asal penyimpanan tidak terkena sinar matahari langsung (sebaiknya ditaruh didalam tanah, tetapi tetap harus ada lobang oksigen yang masuk kestoples tersebut).

 

4. Cangkang Telur ( disangrai dahulu)

-Kandungan : Calsium (Ca)

-Fungsi : pemneuhan kebutuhan kalsium tanaman

-Cara membuat :

1 kg Cangkang Telur dimasukkan kedalam 3 liter Cuka Alami (dalam stoples transparan) kira-kira 1/3 bagian, kemudian ditutup dengan kertas dan diikat dengan karet, setelah selama 1 minggu sudah bisa diaplikasikan. Larutan ini dapat bertahan hingga 1 tahun asal penyimpanan tidak terkena Sinar Matahari langsung (sebaiknya ditaruh didalam tanah, tetapi tetap harus ada lobang oksigen yang masuk kestoples tersebut).

 

5. Kangkung

Kandungan : Zat Besi (Mg)

Fungsi : -

Cara membuat :

1 kg Kangkung segar dipotong-potong kecil terus dicampur dengan ½ kg Gula Semut/Gula Merah dimasukkan kedalam stoples transparan kira-kira 1/3 bagian kemudian ditutup dengan kertas dan diikat dengan karet, setelah selama 1 minggu sudah bisa diaplikasikan. Larutan ini dapat bertahan hingga 1 tahun asal penyimpanan tidak terkena sinar matahari langsung (sebaiknya ditaruh didalam tanah,tetapi tetap harus ada lubang oksigen yang masuk ke stoples terseut).

 

6. Seledri

·         Kandungan : mangan (Me)

·         Fungsi : membasmi penyakit Tanaman

·         Cara membuat :

1 kg seledri segar dipotong-potong kecil terus dicampur dengan ½ kg Gula Semut/ Gula Merah dimasukkan kedalam stoples transparan kira-kira 1/3 bagian kemudian ditutup dengan kertas dan diikat dengan karet, setelah selama 1 minggu sudah bisa diaplikasikan. Larutan ini dapat bertahan hingga 1 tahun asal penyimpanan tidak terkena sinar matahari langsung (sebaiknya ditaruh didalam tanah, tetapi tetap harus ada lobang oksigen yang masuk kedalam stoples tersebut).

8. Pepaya

·         Kandungan : Karbohidrat

·         Fungsi : Membantu potosintesis

·         Cara membuat :

1 kg papaya masak di potong kecil terus dicampur dengan ½ kg Gula Semut/Gula Merah dimasukkan kedalam stoples transparan kira-kira 1/3 bagian, kemudian ditutup dengan kertas dan diikat dengan karet, setelah selama 1 minggu sudah bisa diaplikasikan. Larutan ini dapat bertahan hingga 1 tahun asal penyimpanan tidak terkena sinar matahari langsung (sebaiknya ditaruh didalam tanah, tetapi tetap harus ada lobang oksigen yang masuk kedalam stoples tersebut).

 

9. Nanas

*Kandungan : Karbohidrat

* Fungsi : Merangsang buah dan warna buah lebih cera

* Cara membuat :

1 kg nanas masak di potong kecil terus dicampur dengan 1 kg Gula Semut/Gula Merah dimasukkan kedalam stoples transparan kira-kira 1/3 bagian, kemudian ditutup dengan kertas dan diikat dengan karet, setelah selama 1 minggu sudah bisa diaplikasikan. Larutan ini dapat bertahan hingga 1 tahun asal penyimpanan tidak terkena sinar matahari langsung (sebaiknya ditaruh didalam tanah, tetapi tetap harus ada lobang oksigen yang masuk kedalam stoples tersebut).

 

10. Pisang Mentah

-Kandungan : -

-Fungsi : untuk pertumbuhan

-Cara membuat :

1 kg buah pisang mentah di potong kecil terus dicampur dengan 1 kg Gula Semut/Gula Merah dimasukkan kedalam stoples transparan kira-kira 1/3 bagian, kemudian ditutup dengan kertas dan diikat dengan karet, setelah selama 1 minggu sudah bisa diaplikasikan. Larutan ini dapat bertahan hingga 1 tahun asal penyimpanan tidak terkena sinar matahari langsung (sebaiknya ditaruh didalam tanah, tetapi tetap harus ada lobang oksigen yang masuk kedalam stoples tersebut).

 


Selasa, 14 Februari 2023

Alternatif Penanggulangan Hama dan Penyakit Cabe Secara Organik

oleh : ICHSAN KURNIAWAN, SP, M.Si 


Budidaya tanaman cabe merupakan kegiatan usaha tani yang menjanjikan keuntungan menarik. Di Indonesia, permintaan akan cabe cukup tinggi. Cabe seakan-akan sudah menjadi bahan kebutuhan pokok masyarakat. Di masa-masa tertentu, seperti menjelang hari raya harga cabe bisa meningkat hingga puluhan kali lipat.

Usaha tani tanaman cabe (Capsicum annuum L.) memerlukan modal besar dan keterampilan yang cukup. Tidak jarang petani cabe merugi karena abai memperhitungkan faktor cuaca, fluktuasi harga atau serangan hama dan penyakit. Oleh karena itu, segala resiko dalam budidaya tanaman cabe harus dipertimbangkan secara matang.

Serangan hama dan penyakit merupakan salah satu faktor resiko yang cukup besar dalam budidaya cabe. Agar sukses menjalankan usaha tani cabe, ada baiknya kita mengenal jenis-jenis hama dan penyakit yang biasa menyerang tanaman cabe.

 Kendala utama bercocok tanam adalah serangan hama dan penyakit. Penanggulangan hama dan penyakit secara tepat merupakan kunci keberhasilan usaha bercocok tanam. Berikut ini beberapa jenis hama dan penyakit yang menyerang tanaman cabe dan cara penanggulangannya secara organik.

 

a.Hama

Hampir semua hama yang menyerang tanaman terung-terungan bisa menyerang tanaman cabe. Serangan hama ini bisa menurunkan produktivitas tanaman, bahkan pada tingkat tertentu mengakibatkan gagal panen. Berikut ini beberapa jenis hama utama yang sering menyerang tanaman cabe di Indonesia.

 

Penggerek daun
Hama ini menyerang daun sehingga daun tampak tidak normal seperti berwarna putih keabu-abuan.
Indikasi: Daun tanaman terlihat berwarna putih keabu-abuan dan melinting.
Pengendalian: Segera petik daun yang terserang hama kemudian semprot dengan pestisida organik yang berupa campuran minyak cengkeh, air tembakau dan minyak sereh.

Ulat hijau
Ulat hijau sangat merusak tanaman. Jika tidak ditanggulangi dengan cepat dan tepat maka daun tanaman akan habis dalam waktu singkat sehingga tanaman akan mati.
Indikasi: Daun berlubang-lubang atau bahkan habis seluruhnya karena dimakan ulat ini.
Pengendalian: Petik daun yang rusak karena dimakan ulat. Kumpulkan dan binasakan ulatnya. Setelah itu semprot dengan pestisida organik.

 

Kutu
Kutu ini menyerang seluruh bagian tanaman, seperti ranting, batang, dan daun.
Indikasi: Tanaman rusak dan layu. Seluruh ranting, batang, buah, dan daun terserang kutu.
Pengendalian: Petik daun atau potong bagian tanaman yang terserang hama kemudian semprot dengan pestisida organik.

 

Kumbang kecil
Hama ini mengganggu pertumbuhan tanaman cabe seperti halnya ulat hijau karena hama ini juga menyerang daun.
Indikasi: Tanaman yang terserang hama ini terlihat kurang segar, terdapat lubang-lubang kecil pada daunnya.
Pengendalian: Petik daun yang sudah terlanjur rusak. Kumpulkan kumbang kecil dan binasakan. Setelah itu semprot dengan pestisida organik pada pagi atau sore hari.

 

Thrips
Hama ini termasuk famili Thripidae ordo Thysanoptera, menyerang bagian pucuk daun.
Indikasi: Pucuk daun tanaman terlihat kering dan layu karena cairannya dihisap oleh hama ini.
Pengendalian: Segera petik daun yang terserang hama kemudian semprot tanamannya menggunakan pestisida organik.

·         Pengendalian teknis. Bisa memanfaatkan predator alami hama ini, seperti kumbang dan kepik. Pemakaian mulsa dan menjaga kebersihan kebun efektif menekan perkembangannya. Selain itu, rotasi tanaman membantu mengendalikan hama jenis ini.

·         Pengendalian kimiawi. Penyemprotan dilakukan bila serangan meluas. Gunakan insektisida yang berbahan aktif fipronil dan lakukan pada sore hari.

b.Penyakit

Penyakit yang menyerang tanaman cabe bisa disebabkan virus, bakteri, cendawan maupun jamur. Setidaknya ada enam macam penyakit yang biasa menyerang tanaman cabe, diantranya:


Black spot
Penyakit ini daun dan mengakibatkan rontoknya daun.
Indikasi: Tanaman yang terserang penyakit ini pada bagian permukaan daun terlihat bercak hitam. Daun kemudian menguning dan akhirnya rontok.
Pengendalian: Petik daun yang terserang penyakit dan semprot dengan pestisida organik. Bila perlu, lakukan penyulaman.

 

Busuk daun
Penyakit ini disebabkan jamur Phytophthora infestans yang menyerang pangkal buah hingga daun.
Indikasi: Tanaman berbercak hitam pada pangkal buah dan daun.
Pengendalian: Semprot secara teratur menggunakan pestisida organik.

 

Layu
Penyakit ini disebabkan jamur yang menyerang akar.
Indikasi: Tanaman akan terlihat layu pada siang hari, terutama saat terkena sinar matahari. Penyakit ini dapat mengakibatkan kematian tanaman.
Pengendalian: Cabut dan bakar pohon yang terserang penyakit ini keudian ganti dengan bibit baru.

 

Kapang daun
Penyakit ini disebabkan jamur Cladosporum fulvus cke yang menyerang daun.
Indikasi: Seluruh permukaan daun dipenuhi spora berwarna cokelat.
Pengendalian: Semprot secara teratur menggunakan pestisida organik.

 

 

 

Virus Kuning

Tanaman cabe yang terserang virus kuning, daun dan batangnya akan terlihat menguning. Penyakit ini disebut juga penyakit bule atau bulai. Penyebabnya adalah virus gemini, penyakit ini bisa dibawa dari benih atau biji dan ditularkan oleh kutu.

Penyakit yang disebabkan virus tidak akan mempan dengan penyemprotan racun-racun kimia. Pengendalian harus dilakukan semenjak dini, dengan memilih benih unggul dan tahan serangan virus. Selain itu bisa juga dengan membasmi hama yang menjadi vektornya, seperti kutu.

Untuk menaikan daya tahan tanaman cabe terhadap serangan virus kuning, bisa dengan mengintensifkan pemupukan, misalnya penggunaan pupuk organik cair yang mengandung zat hara makro dan mikro lengkap. Tujuannya agar tanaman cabe tumbuh subur sehingga lebih tahan terhadap patogen.

Bahan dan Cara Umum Pengolahan Pestisida Organik :

  • Bahan mentah berbentuk tepung (nimbi, kunyit, dll)
  • Ekstrak tanaman/resin dengan mengambil cairan metabolit sekunder dari bagian tanaman tertentu 
  • Bagian tanaman dibakar untuk diambil abunya dan dipakai sebagai insektisida (serai, tembelekan/Lantana camara)

 

Alternatif Pestisida Organik

Mimba (Azadirachta indica)

Bahan Pestisida Organik ini mengandung senyawa aktif azadirachtin, meliantriol, dan salanin. Berbentuk tepung dari daun atau cairan minyak dari biji/buah. Efektif mencegah makan (antifeedant) bagi serangga dan mencegah serangga mendekati tanaman (repellent) dan bersifat sistemik. Mimba dapat membuat serangga mandul, karena dapat mengganggu produksi hormone dan pertumbuhan serangga.

Mimba mempunyai spectrum yang luas, efektif untuk mengendalikan serangga bertubuh lunak (200 spesies) antara lainL belalang, thrips, ulat, kupu-kupu putih, dll. Disamping itu dapat juga untuk mengendalikan jamur (fungisida) pada tahap preventif, menyebabkan spora jamur gagal berkecambah. Jamur yang dikendalikan antara lain penyebab: embun tepung, penyakit busuk, cacar daun/kudis, karat daun dan bercak daun. Dan mencegah bakteri pada embun tepung (powdery mildew). Ekstrak mimba sebaiknya disemprotkan pada tahap awal dari perkembangan serangga, disemprotkan pada dun, disiramkan pada akar agar bisa diserap tanaman dan untuk mengendalikan serangga di dalam tanah.


Akar tuba (Deris eliptica)

Senyawa yang telah ditemukan antara lain adalah retenon. Retenon dapat diekstrak menggunakan eter/aseton menghasilkan 2 – 4 % resin rotenone, dibuat menjadi konsentrat air. Rotenon bekerja sebagai racun sel yang sangat kuat (insektisida) dan sebagai antifeedant yang menyebabkan serangga berhenti makan. Kematian serangga terjadi beberapa jam sampai beberapa hari setelah terkenal rotenone. Rotenon dapat dicampur dengan piretrin/belerang. Rotenon adalah racun kontak (tidak sistemik) berpspektrum luas dan sebagai racun perut. Rotenon dapat digunakan sebagai moluskisida (untuk moluska), insektisida (untuk serangga) dan akarisida (tungau).

 

Tembakau
Tembakau sebagai Pestisida Organik karena senyawa yang dikandung adalah nikotin. Ternyata nikotin ini tidak hanya racun untuk manusia, tetapi juga dapat dimanfaatkan untuk racun serangga Daun tembakau kering mengandung 2 – 8 % nikotin. Nikotin merupakan racun syaraf yang bereaksi cepat. Nikotin berperan sebagai racun kontak bagi serangga seperti: ulat perusak daun, aphids, triphs, dan pengendali jamur (fungisida).

PERKEMBANGAN POPULASI HAMA TIKUS

Ichsan Kurniawan,SP, M.Si Tanaman padi ( Produsen ) akan lebih cepat habis karena jumlah tikus banyak sedangkan pemangsa tikus ( Ular ) mu...