Rabu, 18 Oktober 2023

PERKEMBANGAN POPULASI HAMA TIKUS

Ichsan Kurniawan,SP, M.Si

Tanaman padi ( Produsen ) akan lebih cepat habis karena jumlah tikus banyak sedangkan pemangsa tikus ( Ular ) mungkin jumlahnya sedikit. Jadi Produsen akan cepat habis, sedangkan Hewan / Pemangsa (Konsumen III) yang tingkatnya diatas Pemangsa Tikus (Konsuman II) juga akan berkurang karena kekurangan sumber makanannya.

Dengan kata lain, akan terjadi ketidakseimbangan pada rantai makanan apabila jumlah Tikus (Konsuman I) tidak segara dikendalikan Tikus yang telah terbunuh/tertangkap hanya merupakan indikasi turunnya populasi. Yang perlu diwaspadai adalah populasi

tikus yang masih hidup, karena akan terus berkembang biak dengan pesat selama musim tanam padi. Disamping itu monitoring keberadaan dan aktivitas tikus sangat penting diketahui sejak dini agar usaha pengendalian dapat berhasil.

Cara monitoring antara lain dengan melihat lubang aktif, jejak tikus, jalur jalan tikus, kotoran atau gejala kerusakan tanaman. Dan tidak kalah pentingnya adalah mewaspadai terhadap kemungkinan terjadinya migrasi (perpindahan tikus) secara tiba-tiba dari daerah lain dalam jumlah yang besar

Tikus bisa hidup di luar rumah dan juga hidup di dalam rumah bersama-sama dengan manusia. Tikus biasanya dianggap sebagai hama karena banyak memberikan dampak buruk bagi manusia sehingga suka diburu untuk dimusnahkan. Di balik semua itu, ada juga orang-orang yang menjadikan tikus sebagai hewan peliharaan, serta ada juga budaya suatu daerah yang menghormati tikus setinggi langit sehingga haram hukumnya menyakiti tikus.inilah bebrapa efek yang di timbulkan oleh hama tikus tersebut:

  • Menimbulkan Kerusakan 

Karena tikus adalah hewan pengerat maka tikus akan menggigiti barang-barang yang ada di rumah kita serta membuat lubang-lubang untuk jalan akses keluar masuk tikus. Selain itu tanaman-tanaman yang ditanam manusia bisa dirusak tikus

  • Mengotori Rumah

Tikus buang air besar dan buang air kecil sembarangan di dalam maupun di luar rumah kita sehingga menimbulkan pemandangan dan bau yang tidak sedap. Mau tidak mau kita harus membersihkannya sudah tentu dengan rasa jijik Makan Minum dan Mengacak-Acak Makanan Minuman Manusia Apabila makanan dan minuman kita tidak ditutup rapat dengan benar, maka tikus bisa masuk dan ikut berpesta pora terhadap makanan kita. Jika sudah begitu maka kita pun akan merasa jijik untuk makan makanan yang sudah dicicipi dan diacak-acak oleh hewan tikus yang tidak bertanggung jawab.

  • Menimbulkan Penyakit

Tikus bisa menjadi medium penyebaran penyakit berbahaya seperti pes dan leptospirosis (kencing tikus). Jika mendengar penyakit yang berbahaya tersebut, maka rasanya ingin segera memberantas tikus-tikus yang ada di sekitar kita agar terhindar dari resiko terkena penyakit yang berbahaya.

  • Menimbulkan Polusi

Tikus yang mengeluarkan suara mencicit-cicit serta menimbulkan suara gaduh cukup mengganggu ketenangan di telinga kita. Tikus yang mati dan menjadi bangkai di tempat yang tidak terlihat mata kita juga bisa menjadi teror yang cantik bagi seluruh penghuni seisi rumah dengan polusi udara tingkat tinggi.

  • Membuat Orang-Orang Takut dan Panik

Tikus yang lenggang kangkung lewat ke sana ke mari di sekitar kita juga bisa membuat panik terhadap orang-orang yang phobia terhadap tikus. Entah kenapa orang bisa takut pada tikus dan bisa menjerit-jerit dan panik setengah mati jika melihat tikus. Yang pasti hal tersebut sangat tidak menyenangkan bagi orang-orang normal yang tidak takut kepada tikus jika melihat orang lain panik melihat tikus.

  • Bisa Melukai Manusia

Masih ingatkah dengan pesan orangtua untuk cuci tangan dan cuci kaki sebelum tidur agar tikus enggan menyantap tangan dan kaki kita yang bebau makanan yang disukai para tikus. Gigi tikus yang sangat tajam memang bisa saja melukai kita. Oleh karena itu kita harus terus waspada dan berhati-hati terhadap berbagai acaman yang ditimbulkan oleh tikus yang kurang ajar.

  • Memangsa Hewan Peliharaan

Bukan sesuatu yang tidak mungkin tikus akan menyerang hewan-hewan peliharaan kesayangan kita jika sedang lapar. Hewan seperti burung, ayam, bebek, kelinci, dan lain sebagainya bisa saja mati dimangsa tikus yang kelaparan. Makanan binatang peliharaan kita pun juga kadang menjadi santapan tikus-tikus yang lapar

  • Merusak Pemandangan

Apa enaknya melihat penampilan tikus yang lusuh, dekil, kotor, kucel, pitak dan menjijikkan? Dengan membayangkan kelakuan tikus kepada kita saja sudah menibulkan rasa kesal yang amat sangat, apalagi melihat penampakan tikus-tikus yang berlalu-lalang tanpa merasa bersalah di depan kita dengan mata kepala kita sendiri.

  •  Menimbulkan Wabah Kelaparan

Tikus dalam jumlah besar bisa merusak sawah, ladang dan kebun yang sedang ditanami beraneka bahan makanan manusia seperti padi, jagung, buah dan sayur. Tikus pun juga bisa menyerang dan menghabiskan persediaan makanan di dalam lumbung dan gudang bahan pangan sehingga serangan hama tikus tidak boleh disepelekan dan harus ditindak jauh-jauh sebelum terjadi bencana.

Jumlah anak tikus per induk beragam antara 6-18 ekor, dengan rata-rata 10,8 ekor pada musim kemarau dan 10,7 ekor pada musim hujan, untuk peranakan pertama. Peranakan ke 2-6 adalah 6-8 ekor, dengan rata-rata 7 ekor. Peranakan ke 7 dan seterusnya, jumlah anak menurun mencapai 2-6 ekor, dengan rata-rata 4 ekor. Interval antar peranakan adalah 30-50 hari dalam kondisi normal. 

Pada satu musim tanam, tikus betina dapat melahirkan 2-3 kali, sehingga satu induk mampu menghasilkan sampai 100 ekor tikus, sehingga

populasi akan bertambah cepat meningkatnya. Tikus betina cepat dewasa, pada umur 28 hari sudah siap kawin dan dapat bunting. Masa kehamilan mencapai 19-23 hari, dengan rata-rata 21 hari. Tikus jantan lebih lambat menjadi dewasa daripada betinanya, pada umur 60 hari siap kawin. Lama hidup tikus sekitar 8 bulan.

Sarang tikus pada pertanaman padi masa vegetatif cenderung pendek dan dangkal, sedangkan pada masa generatif lebih dalam, bercabang, dan luas karena mereka sudah mulai bunting dan akan melahirkan anak. Selama awal musim perkembangbiakan, tikus hidup masih soliter, yaitu satu jantan dan satu betina, tetapi pada musim kopulasi banyak dijumpai beberapa pasangan dalam satu liang/sarang. Dengan menggunakan Radio Tracking System, pada fase vegetatif dan awal generatif tanaman, tikus bergerak mencapai 100-200 m dari sarang, sedangkan pada fase generatif tikus bergerak lebih pendek dan sempit, yaitu 50-125 m dari sarang.

 

Penyebab – penyebab meluaknya populasi hama tikus khususnya di indonesia

v  Jumlah pakan/makanan (Padi) melimpah khususnya indonesia.

v  Jumlah pemangsa tikus (Konsumen II) sedikit / tidak seimbang dengan jumlah tikus.

v  Tempat berkembang biak yang aman untuk tikus.

v  Tidak ada peran serta dari manusia dalam membasmi sarang tikus.

v  Banyak predator ( ular ) yang diburu oleh manusia

 

  • Penyebab Terjadinya

Jumlah pakan/makanan (Padi) melimpah.

Jumlah pemangsa tikus (Konsumen II) sedikit / tidak sei,bang dengan jumlah tikus.

Tempat berkembang biak yang aman untuk tikus.

Tidak ada peran serta dari manusia dalam membasmi sarang tikus.

Banyak predator ( ular ) yang diburu oleh manusia.

  • Efek Tehadap Organisme Lain

Mungkin bisa membuat pertumbuhan padi menjadi kurang baik atau bahkan bisa gagal panen. Hal tersebut juga berlaku untuk tanaman lain yang biasanya dikonsumsi tikus. Karena tanaman tersebut dirusak oleh tikus sedangkan mungkin pemangsa tikus sendiri jumlahnya sedikit.

  • Pengaruh Yang Timbul Pada Rantai Makanan

Tanaman padi ( Produsen ) akan lebih cepat habis karena jumlah tikus banyak sedangkan pemangsa tikus ( Ular ) mungkin jumlahnya sedikit. Jadi Produsen akan cepat habis, sedangkan Hewan / Pemangsa (Konsumen III) yang tingkatnya diatas Pemangsa Tikus (Konsuman II) juga akan berkurang karena kekurangan sumber makanannya.

Dengan kata lain, akan terjadi ketidakseimbangan pada rantai makanan apabila jumlah Tikus (Konsuman I) tidak segara dikendalikan

Kamis, 13 April 2023

Pembuatan Nutrisi Alami dengan Gula Tebu sebagai Nutrisi Tumbuh dan Pengendali

 oleh : 

ICHSAN KURNIAWAN,SP, M.Si

Nutirsi alami dan pengendali hama penyakit berbahan nabati (pestisida nabati) tetap memakai bahan yang dipakai dalam pertanian organik, tambahannya disini adalah menggunakan tanaman yang sakit. Seperti penyakit pada manusia, bibit penyakit dilemahkan untuk selanjutnya diberikan pada manusia (imunisasi). Tanaman juga perlu di imunisasi agar bisa membuat system pertahanan sendiri.


Cara yang dipakai dalam memisahkan bahan aktif bahan nabati adalah dengan fermentasi. Berdasar teknik kimia bahan alam, bahan organik dapat dipisahkan dari bahan dasarnya dengan bahan organik. Bahan organik yang dimaksud adalah alcohol dan asam cuka. Bahan yang lunak (mudah lapuk) difermentasi dengan alcohol. Alcohol akan terbentuk secara alami dalam proses fermentasi karena kita menggunakan gula (Gula merah, gula kelapa).  edangkan bahan yang agak keras difermentasi dengan asam cuka dengan menambahkan  ada bahan. Asam cuka dapat dibuat sendiri, namun karena bahan yang agak sulit didapatkan bisa mendapatkan dari pasaran.

Inovasi pembuatan Nutrisi Organik untuk pengendali hama penyakit tanaman terus dilakukan dalam menghemat biaya produksi dan meminimalisir kerusakan lingkungan akibat pemakaian bahan kimia sintetis sehingga dapat menghasilkan produk sayuran organic yang diterapkan pada 3 lokasi yakni di Patapaiyan Balingka, dan 2 lokasi di Nagari Sungai Landia Kecamatan IV Koto Kabupaten Agam Provinsi Sumatera Barat.

Bahan-bahan yang dipakai harus diambil dari bahan-bahan local, dicampur dengan Gula Merah atau air tebu dengan ketentuan untuk bahan dari daun-daunan perbandingan 1 : ½ (1 kg daun : ½ Gula Merah) sedang bahan yang berasal dari buah-buahan perbandingannya 1 : 1. ( 1 kg Buah : 1 Gula Merah) caranya sebagai berikut.

1. Ikan Tongkol/Laut (bisa juga ikan tawar asal berpunggung biru)

·         Kandungan : Asam Amino

·         Fungsi : Penyubur Daun dan mengandung unsur (N)

·         Cara membuat :

1 kg ikan tongkol segar dipitong-potong kemudian dicampur dengan irisan 1 kg Gula Merah kemudian dimasukkan kedalam stoples transparan kira-kira 1/3 bagian kemudian ditutup dengan kertas dan diikat dengan karet, setelah selama 1 minggu sudah bisa diapikasikan. Larutan ini dapat bertahan hingga 1 tahun asal penyimpanan tidak terkena Sinar Matahari langsung (sebaiknya ditaruh didalam tanah, tetapi tetap harus ada lobang oksigen yang masuk ke stoples tersebut).

 

3. Batang Tembakau (Dibuat Arang Dahulu)

*Kandungan : Kalium (K)

* Fungsi : -

* Cara membuat :

1 kg Arang Batang Tembakau dimasukkan kedalam stremin plastic dan ditaruh pada 3 liter Air Laut (dalam stoples transparan) kira-kira 1/3 bagian, kemudian ditutup dengan kertas dan diikat dengan karet, setelah selama 1 minggu sudah bisa diaplikasikan. Larutan ini dapat bertahan hingga 1 tahun asal penyimpanan tidak terkena sinar matahari langsung (sebaiknya ditaruh didalam tanah, tetapi tetap harus ada lobang oksigen yang masuk kestoples tersebut).

 

4. Cangkang Telur ( disangrai dahulu)

-Kandungan : Calsium (Ca)

-Fungsi : pemneuhan kebutuhan kalsium tanaman

-Cara membuat :

1 kg Cangkang Telur dimasukkan kedalam 3 liter Cuka Alami (dalam stoples transparan) kira-kira 1/3 bagian, kemudian ditutup dengan kertas dan diikat dengan karet, setelah selama 1 minggu sudah bisa diaplikasikan. Larutan ini dapat bertahan hingga 1 tahun asal penyimpanan tidak terkena Sinar Matahari langsung (sebaiknya ditaruh didalam tanah, tetapi tetap harus ada lobang oksigen yang masuk kestoples tersebut).

 

5. Kangkung

Kandungan : Zat Besi (Mg)

Fungsi : -

Cara membuat :

1 kg Kangkung segar dipotong-potong kecil terus dicampur dengan ½ kg Gula Semut/Gula Merah dimasukkan kedalam stoples transparan kira-kira 1/3 bagian kemudian ditutup dengan kertas dan diikat dengan karet, setelah selama 1 minggu sudah bisa diaplikasikan. Larutan ini dapat bertahan hingga 1 tahun asal penyimpanan tidak terkena sinar matahari langsung (sebaiknya ditaruh didalam tanah,tetapi tetap harus ada lubang oksigen yang masuk ke stoples terseut).

 

6. Seledri

·         Kandungan : mangan (Me)

·         Fungsi : membasmi penyakit Tanaman

·         Cara membuat :

1 kg seledri segar dipotong-potong kecil terus dicampur dengan ½ kg Gula Semut/ Gula Merah dimasukkan kedalam stoples transparan kira-kira 1/3 bagian kemudian ditutup dengan kertas dan diikat dengan karet, setelah selama 1 minggu sudah bisa diaplikasikan. Larutan ini dapat bertahan hingga 1 tahun asal penyimpanan tidak terkena sinar matahari langsung (sebaiknya ditaruh didalam tanah, tetapi tetap harus ada lobang oksigen yang masuk kedalam stoples tersebut).

8. Pepaya

·         Kandungan : Karbohidrat

·         Fungsi : Membantu potosintesis

·         Cara membuat :

1 kg papaya masak di potong kecil terus dicampur dengan ½ kg Gula Semut/Gula Merah dimasukkan kedalam stoples transparan kira-kira 1/3 bagian, kemudian ditutup dengan kertas dan diikat dengan karet, setelah selama 1 minggu sudah bisa diaplikasikan. Larutan ini dapat bertahan hingga 1 tahun asal penyimpanan tidak terkena sinar matahari langsung (sebaiknya ditaruh didalam tanah, tetapi tetap harus ada lobang oksigen yang masuk kedalam stoples tersebut).

 

9. Nanas

*Kandungan : Karbohidrat

* Fungsi : Merangsang buah dan warna buah lebih cera

* Cara membuat :

1 kg nanas masak di potong kecil terus dicampur dengan 1 kg Gula Semut/Gula Merah dimasukkan kedalam stoples transparan kira-kira 1/3 bagian, kemudian ditutup dengan kertas dan diikat dengan karet, setelah selama 1 minggu sudah bisa diaplikasikan. Larutan ini dapat bertahan hingga 1 tahun asal penyimpanan tidak terkena sinar matahari langsung (sebaiknya ditaruh didalam tanah, tetapi tetap harus ada lobang oksigen yang masuk kedalam stoples tersebut).

 

10. Pisang Mentah

-Kandungan : -

-Fungsi : untuk pertumbuhan

-Cara membuat :

1 kg buah pisang mentah di potong kecil terus dicampur dengan 1 kg Gula Semut/Gula Merah dimasukkan kedalam stoples transparan kira-kira 1/3 bagian, kemudian ditutup dengan kertas dan diikat dengan karet, setelah selama 1 minggu sudah bisa diaplikasikan. Larutan ini dapat bertahan hingga 1 tahun asal penyimpanan tidak terkena sinar matahari langsung (sebaiknya ditaruh didalam tanah, tetapi tetap harus ada lobang oksigen yang masuk kedalam stoples tersebut).

 


Selasa, 14 Februari 2023

Alternatif Penanggulangan Hama dan Penyakit Cabe Secara Organik

oleh : ICHSAN KURNIAWAN, SP, M.Si 


Budidaya tanaman cabe merupakan kegiatan usaha tani yang menjanjikan keuntungan menarik. Di Indonesia, permintaan akan cabe cukup tinggi. Cabe seakan-akan sudah menjadi bahan kebutuhan pokok masyarakat. Di masa-masa tertentu, seperti menjelang hari raya harga cabe bisa meningkat hingga puluhan kali lipat.

Usaha tani tanaman cabe (Capsicum annuum L.) memerlukan modal besar dan keterampilan yang cukup. Tidak jarang petani cabe merugi karena abai memperhitungkan faktor cuaca, fluktuasi harga atau serangan hama dan penyakit. Oleh karena itu, segala resiko dalam budidaya tanaman cabe harus dipertimbangkan secara matang.

Serangan hama dan penyakit merupakan salah satu faktor resiko yang cukup besar dalam budidaya cabe. Agar sukses menjalankan usaha tani cabe, ada baiknya kita mengenal jenis-jenis hama dan penyakit yang biasa menyerang tanaman cabe.

 Kendala utama bercocok tanam adalah serangan hama dan penyakit. Penanggulangan hama dan penyakit secara tepat merupakan kunci keberhasilan usaha bercocok tanam. Berikut ini beberapa jenis hama dan penyakit yang menyerang tanaman cabe dan cara penanggulangannya secara organik.

 

a.Hama

Hampir semua hama yang menyerang tanaman terung-terungan bisa menyerang tanaman cabe. Serangan hama ini bisa menurunkan produktivitas tanaman, bahkan pada tingkat tertentu mengakibatkan gagal panen. Berikut ini beberapa jenis hama utama yang sering menyerang tanaman cabe di Indonesia.

 

Penggerek daun
Hama ini menyerang daun sehingga daun tampak tidak normal seperti berwarna putih keabu-abuan.
Indikasi: Daun tanaman terlihat berwarna putih keabu-abuan dan melinting.
Pengendalian: Segera petik daun yang terserang hama kemudian semprot dengan pestisida organik yang berupa campuran minyak cengkeh, air tembakau dan minyak sereh.

Ulat hijau
Ulat hijau sangat merusak tanaman. Jika tidak ditanggulangi dengan cepat dan tepat maka daun tanaman akan habis dalam waktu singkat sehingga tanaman akan mati.
Indikasi: Daun berlubang-lubang atau bahkan habis seluruhnya karena dimakan ulat ini.
Pengendalian: Petik daun yang rusak karena dimakan ulat. Kumpulkan dan binasakan ulatnya. Setelah itu semprot dengan pestisida organik.

 

Kutu
Kutu ini menyerang seluruh bagian tanaman, seperti ranting, batang, dan daun.
Indikasi: Tanaman rusak dan layu. Seluruh ranting, batang, buah, dan daun terserang kutu.
Pengendalian: Petik daun atau potong bagian tanaman yang terserang hama kemudian semprot dengan pestisida organik.

 

Kumbang kecil
Hama ini mengganggu pertumbuhan tanaman cabe seperti halnya ulat hijau karena hama ini juga menyerang daun.
Indikasi: Tanaman yang terserang hama ini terlihat kurang segar, terdapat lubang-lubang kecil pada daunnya.
Pengendalian: Petik daun yang sudah terlanjur rusak. Kumpulkan kumbang kecil dan binasakan. Setelah itu semprot dengan pestisida organik pada pagi atau sore hari.

 

Thrips
Hama ini termasuk famili Thripidae ordo Thysanoptera, menyerang bagian pucuk daun.
Indikasi: Pucuk daun tanaman terlihat kering dan layu karena cairannya dihisap oleh hama ini.
Pengendalian: Segera petik daun yang terserang hama kemudian semprot tanamannya menggunakan pestisida organik.

·         Pengendalian teknis. Bisa memanfaatkan predator alami hama ini, seperti kumbang dan kepik. Pemakaian mulsa dan menjaga kebersihan kebun efektif menekan perkembangannya. Selain itu, rotasi tanaman membantu mengendalikan hama jenis ini.

·         Pengendalian kimiawi. Penyemprotan dilakukan bila serangan meluas. Gunakan insektisida yang berbahan aktif fipronil dan lakukan pada sore hari.

b.Penyakit

Penyakit yang menyerang tanaman cabe bisa disebabkan virus, bakteri, cendawan maupun jamur. Setidaknya ada enam macam penyakit yang biasa menyerang tanaman cabe, diantranya:


Black spot
Penyakit ini daun dan mengakibatkan rontoknya daun.
Indikasi: Tanaman yang terserang penyakit ini pada bagian permukaan daun terlihat bercak hitam. Daun kemudian menguning dan akhirnya rontok.
Pengendalian: Petik daun yang terserang penyakit dan semprot dengan pestisida organik. Bila perlu, lakukan penyulaman.

 

Busuk daun
Penyakit ini disebabkan jamur Phytophthora infestans yang menyerang pangkal buah hingga daun.
Indikasi: Tanaman berbercak hitam pada pangkal buah dan daun.
Pengendalian: Semprot secara teratur menggunakan pestisida organik.

 

Layu
Penyakit ini disebabkan jamur yang menyerang akar.
Indikasi: Tanaman akan terlihat layu pada siang hari, terutama saat terkena sinar matahari. Penyakit ini dapat mengakibatkan kematian tanaman.
Pengendalian: Cabut dan bakar pohon yang terserang penyakit ini keudian ganti dengan bibit baru.

 

Kapang daun
Penyakit ini disebabkan jamur Cladosporum fulvus cke yang menyerang daun.
Indikasi: Seluruh permukaan daun dipenuhi spora berwarna cokelat.
Pengendalian: Semprot secara teratur menggunakan pestisida organik.

 

 

 

Virus Kuning

Tanaman cabe yang terserang virus kuning, daun dan batangnya akan terlihat menguning. Penyakit ini disebut juga penyakit bule atau bulai. Penyebabnya adalah virus gemini, penyakit ini bisa dibawa dari benih atau biji dan ditularkan oleh kutu.

Penyakit yang disebabkan virus tidak akan mempan dengan penyemprotan racun-racun kimia. Pengendalian harus dilakukan semenjak dini, dengan memilih benih unggul dan tahan serangan virus. Selain itu bisa juga dengan membasmi hama yang menjadi vektornya, seperti kutu.

Untuk menaikan daya tahan tanaman cabe terhadap serangan virus kuning, bisa dengan mengintensifkan pemupukan, misalnya penggunaan pupuk organik cair yang mengandung zat hara makro dan mikro lengkap. Tujuannya agar tanaman cabe tumbuh subur sehingga lebih tahan terhadap patogen.

Bahan dan Cara Umum Pengolahan Pestisida Organik :

  • Bahan mentah berbentuk tepung (nimbi, kunyit, dll)
  • Ekstrak tanaman/resin dengan mengambil cairan metabolit sekunder dari bagian tanaman tertentu 
  • Bagian tanaman dibakar untuk diambil abunya dan dipakai sebagai insektisida (serai, tembelekan/Lantana camara)

 

Alternatif Pestisida Organik

Mimba (Azadirachta indica)

Bahan Pestisida Organik ini mengandung senyawa aktif azadirachtin, meliantriol, dan salanin. Berbentuk tepung dari daun atau cairan minyak dari biji/buah. Efektif mencegah makan (antifeedant) bagi serangga dan mencegah serangga mendekati tanaman (repellent) dan bersifat sistemik. Mimba dapat membuat serangga mandul, karena dapat mengganggu produksi hormone dan pertumbuhan serangga.

Mimba mempunyai spectrum yang luas, efektif untuk mengendalikan serangga bertubuh lunak (200 spesies) antara lainL belalang, thrips, ulat, kupu-kupu putih, dll. Disamping itu dapat juga untuk mengendalikan jamur (fungisida) pada tahap preventif, menyebabkan spora jamur gagal berkecambah. Jamur yang dikendalikan antara lain penyebab: embun tepung, penyakit busuk, cacar daun/kudis, karat daun dan bercak daun. Dan mencegah bakteri pada embun tepung (powdery mildew). Ekstrak mimba sebaiknya disemprotkan pada tahap awal dari perkembangan serangga, disemprotkan pada dun, disiramkan pada akar agar bisa diserap tanaman dan untuk mengendalikan serangga di dalam tanah.


Akar tuba (Deris eliptica)

Senyawa yang telah ditemukan antara lain adalah retenon. Retenon dapat diekstrak menggunakan eter/aseton menghasilkan 2 – 4 % resin rotenone, dibuat menjadi konsentrat air. Rotenon bekerja sebagai racun sel yang sangat kuat (insektisida) dan sebagai antifeedant yang menyebabkan serangga berhenti makan. Kematian serangga terjadi beberapa jam sampai beberapa hari setelah terkenal rotenone. Rotenon dapat dicampur dengan piretrin/belerang. Rotenon adalah racun kontak (tidak sistemik) berpspektrum luas dan sebagai racun perut. Rotenon dapat digunakan sebagai moluskisida (untuk moluska), insektisida (untuk serangga) dan akarisida (tungau).

 

Tembakau
Tembakau sebagai Pestisida Organik karena senyawa yang dikandung adalah nikotin. Ternyata nikotin ini tidak hanya racun untuk manusia, tetapi juga dapat dimanfaatkan untuk racun serangga Daun tembakau kering mengandung 2 – 8 % nikotin. Nikotin merupakan racun syaraf yang bereaksi cepat. Nikotin berperan sebagai racun kontak bagi serangga seperti: ulat perusak daun, aphids, triphs, dan pengendali jamur (fungisida).

Kamis, 10 Maret 2022

Sumber N Alami Terbaik

 oleh :

ICHSAN KURNIAWAN,SP

Nitrogen atau unsur N bukanlah unsur hara tanaman yang asing bagi para petani. Bahkan N sendiri muncul sebagai merk dari produk pupuk yang umum dijual di pasaran. N ini adalah salah satu unsur hara makro primer selain P dan K yang sangat berperan penting dalam pertumbuhan tanam yakni besar perannya dalam merangsang pertumbuhan dan memberi warna hijau pada daun.

Bentuk senyawa Nitrogen umumnya berupa nitrat, amonium, amin, sianida. Contoh: Kalium nitrat (KNO3), amonium fosfat [(NH4)3PO4], urea (NH2CONH2) dan kalsium sianida (CaCN2). Bentuk pupuk nitrogen ini berupa kristal, prill, pellet, tablet maupun cair.

Nitrogen sendiri adalah unsur yang sangat penting bagi petrumbuhan tanaman.  Nitrogen merupakan bagian dari protein, bagian penting konstituen dari protoplasma, enzim, agen katalis biologis yang mempercepat proses kehidupan.

Nitrogen juga berperan sebagai bagian dari nukleoprotein, asam amino, amina, asam gula, polipeptida dan senyawa organik dalam tumbuhan.Dalam rangka untuk menyiapkan makanan untuk tanaman, tanaman diperlukan klorofil,energi sinar matahari untuk membentuk karbohidrat dan lemak dari C air dansenyawa nitrogen.

Adapun peran dan fungsi N yang lain bagi tanaman yakni berperan dalam pertumbuhan vegetatif tanaman, memberikan warna pada tanaman, panjang umur tanaman, penggunaan karbohidrat, dll.

 

Sumber N alami terbaik yang bisa didapatkan dari bahan-bahan sekitar untuk memenuhi kebutuhan nitrogen tanaman.

Nitrogen merupakan salah satu unsur hara makro primer sebagai salah satu unsur pembentu asam amino, protein dan DNA tanaman.

Kekurangan unsur hara ini bisa menyebabkan terhambatnya pertumbuhan tanaman.

Nitrogen alami bisa didapatkan dari sumber Nabati seperti dari biji-bijian, dedaunan dan sumber nabati lainnya.

Bisa juga didatpakan dari sumber hewani, baik dari tubuh hewan yang mati atau dari kotoran hewan tersebut.

Nitrogen yang bersumber dari bahan nabati biasanya memiliki persentase yang lebih rendah dan kurang terkonsentrasi.

 

Dan kurang bagus diaplikasikan pada wilyah dengan cuaca dingin karena membutuhkan mikroba pengurai untuk bisa menjadikannya siap diserap oleh tanaman.

Sementara Nitrogen dari sumber hewani bisa melepaskan nitrogen dengan lebih cepat dan memiliki konsentrasi yang lebih tinggi.

Contohnya, tepung darah, tepung bulu, tepung ikan, tepung kulit udang, kotoran kelelawar, kotoran cacing dan lains sebagainya.

 

Sumber Nitrogen Alami Dengan Kandungan Paling Tinggi

Berikut adalah sumber nitrogen alami, sebagian besar berasal dari sumber hewani.

 

1. Tepung Darah

Bagi Anda yang tinggal disekitar rumah potong hewan, ini bisa menjadi pilihan yang sangat baik untuk memenuhi kebutuhan nitrogen tanaman Anda

Memiliki rasio NPK 13 0 0. Bisa bertahan di lahan pertanian selama 3-4 Bulan.

 

2. Tepung Bulu

Bulu unggas (seperti Ayam) memiliki kandungan Nitrogen yang cukup tinggi, NPK 12 0 0. Bisa bertahan selama 3-6 bulan pada lahan pertanian

 

3. Kotoran Kelelawar

Kotoran kelelawar sudah lama dikenal karena memiliki kandungan NPK yang cukup tinggi dengan rasio NPK 10 6 2.

Akan tetapi tidak semua wilayah bisa didapatkan kotoran kelelawar yang cukup untuk memenuhi kebutuhan tanaman, bisa bertahan 2-8 bulan.

4. Ikan

Ikan laut atau ikan air tawar merupakan sumber nitrogen yang cukup tinggi. Selain itu juga mengandung unsur hara makro dan mikro yang cukup lengkap.

Ikan bisa dibuat dalam bentuk pupuk asam amino atau tepung ikan. Rasio NPK 9 4 1 dan bisa bertahan 3-4 bulan.

 

5. Tepung Kepiting dan Kulit Udang

Kepiting dan kulit udang selain memiliki kandungan Nitrogen yang tinggi, juga mengandung Caslium dan kitin.

Aplikasi kedua bahan ini bisa memicu pertumbuhan mikroba pemakan kitin pada tanah. Rasio NPK 6 6 0 Ca Kitin. Bisa bertahan dalam tanah selama 3-12 bulan.

Demikianlah sumber N alami terbaik yang bisa digunakan, jika kelima bahan tersebut sulit anda dapatkan, Anda bisa menggunakan bahan alternatif lainnya. Sebagaimana yang telah dipaparkan.


Kamis, 17 Februari 2022

TEKNIK OPTIMALISASI PEKARANGAN SEDERHANA UNTUK KELUARGA



oleh : ICHSAN KURNIAWAN,SP

 
Program Keluarga Harapan (PKH) adalah program yang memberikan bantuan tunai kepada Rumah Tangga Sangat Miskin (RTSM). Sebagai imbalannya RTSM diwajibkan memenuhi persyaratan yang terkait dengan upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia.
2 dari tujuan utama PKH adalah untuk mengurangi kemiskinan dan meningkatkan kualitas sumber daya manusia terutama kelompok masyarakat miskin. Secara khusus, tujuan PKH adalah sebagai berikut:
a. Meningkatkan kondisi sosial ekonomi RTSM
b. Meningkatkan taraf pendidikan anak-anak RTSM melalui ragam keterampilan termasuk dalam bidang pertanian,

A.    PENGERTIAN PEKARANGAN
      Pekarangan merupakan  sebidang tanah di sekitar rumah yang mudah di usahakan dengan tujuan untuk meningkatkan pemenuhan gizi mikro melalui perbaikan menu keluarga. Pekarangan sering juga disebut sebagai lumbung hidup, warung hidup atau apotik hidup.
     
Lahan pekarangan sudah lama dikenal dan memiliki fungsi multiguna antara lain yaitu;
1.   Selain untuk penghijauan, tanaman sayuran dapat menjadi sumber kebutuhan sayur;
2.   Salah satu bentuk penyaluran hobi;
3.   Timbulnya rasa bangga jika mampu memanen dan mengkonsumsi sayuran yang ditanam sendiri ;
4.   Diperolehnya sayuran yang lebih terjamin kebersihan dan mutunya, karena penggunaan pestisida yang dapat ditekan semaksimal mungkin;
5.   Bertanam sayuran berarti melatih seluruh anggota keluarga untuk lebih mencintai Alam ;
6.   Bahkan di tengah kondisi harga bahan kebutuhan pokok naik,menanam sayur mayur di kebun dapat turut membantu perekonomian dalam rumah tangga , bahkan kalau hasilnya lebih, bisa dijual ke pasar.

      Peningkatan kesejahteraan masyarakat merupakan tujuan utama dalam menunjang suksesnya Pembangunan antara lain dengan memanfaatkan tanah-tanah pekarangan secara intensif. Setiap anggota masyarakat  baik yang tinggal di kota maupun di pedesaan mempunyai atau hidup dalam suatu  pekarangan, hanya penduduk yang berdomisili di pedesaan biasanya dapat menikmati tingkat ketenangan yang relatif lebih baik karena terhindar dari keramaian atau volusi, namun bagi masyarakat yang tinggal di pedesaan itu nampaknya masih belum memanfaatkan potensi tanah pekarangannya.

Pekarangan bukan hanya untuk menciptakan keindahan dan kesejukan saja, tetapi lebih daripada itu adalah guna meningkatkan perekonomian keluarga masing-masing. Jenis-jenis tanaman yang bisa ditanam di pekarangan rumah masing-masing adalah jenis sayur-sayuran, buah-buahan, obat-obatan, tanaman hias dan lain sebagainya yang kesemuanya itu dapat menunjang kebutuhan sehari-hari dan selebihnya bisa dijual.

Pemanfaatan Pekarangan yang dikelola melalui pendekatan terpadu berbagai jenis tanaman, ternak dan ikan, sehingga akan menjamin ketersediaan bahan pangan yang beranekaragam secara terus menerus, guna pemenuhan gizi keluarga.

B.    PRINSIP PEMANFAATAN PEKARANGAN

            Bila diteliti lebih jauh tentang manfaat pekarangan dengan melakukan intensifikasi tanaman pekarangan di jumpai tiga prinsif utama yakni;
1.   Prinsip dengan pengeluaran biaya serendah mungkin dimaksudkan dengan mengeluarkan biaya sedikit didalam melaksanakan penanaman di dalam pekarangan tersebut akan dapat hasil yang lebih banyak, sehingga dengan usaha memanfaatkan tanah pekarangan itu berarti keluarga bersangkutan telah melaksanakan prinsip-prinsip ekonomi didalam meningkatan pendapatan.
                 Untuk dapat menunjang suksesnya tanaman- tanaman di dalam pekarangan tersebut perlu pula melakukan pemupukan dengan pupuk kandang, kompas yang diperoleh tanpa membeli atau diperoleh dari dalam pekarangan itu sendiri.
                 Jika ada bibit penyakit pada tanaman didalam pekarangan tersebut disarankan supaya sebaiknya didalam melakukan pemberantasan jangan memakai obat-obatan yang untuk memperolehnya harus mengeluarkan uang, tetapi sebaiknya diberantas dengan membakar sampah-sampah sedikit demi sedikit.
2.   Prinsip berkesinambungan, dengan maksud melakukan usaha tanaman pekarangan itu tidak hanya sekali saja atau hanya pada waktu diingatkan saja, namun sebaiknya dilakukan terus-menerus karena pada hakekatnya usaha yang berkelanjutan itu akan memberikan kemanfaatan atau kemudahan bagi keluarga sendiri untuk menunjang kebutuhan hidup selama-lamanya. Manusia selama hidup selalu membutuhkan makanan sedangkan apa yang diusahakan melalui intensifikasi tanaman pekarangan tersebut adalah untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari.
3.   Prinsip pengembangan  tanaman bergizi tinggi, yaitu jenis- jenis  tanaman yang akan ditananam tersebut sebaiknya diseleksi jenis tanaman yang bisa memberikan gizi tinggi tanpa mengurangi, pertimbangan penyesuaian faktor iklim, tempat, selera dan lain sebagainya. Pemerintah dalam hal ini, khususnya bagi Dinas Pertanian yang lebih banyak tahu tentang jenis tanaman yang bergizi tinggi itu akan sering memberikan dorongan kepada masyarakat atau sama sekali belum pernah dirasakan oleh  masyarakat setempat pada suatu lingkungannya.

C.    POLA TANAM PEKARANGAN
            Ditinjau dari tata letak pekarangan, pola penanaman pekarangan yang baik dapat diatur seperti : tanaman halaman muka, sebaiknya ditanam dengan bunga-bungaan, sayur-sayuran yang pohonnya pendek dan tanaman yang pohonnya agak tinggi sebaiknya ditanam dipinggir dari pekarangan halaman muka itu sehingga tidak mengganggu pancaran sinar matahari yang mau masuk kehalaman rumah.
1.   Tanaman Sisi Rumah, sebaiknya jenis tanaman sayur-sayuran, obat-obatan dan bumbu-bumbuan dengan menghindari tanaman yang berpohon tinggi apalagi berpohon besar. tanaman yang berpohon besar akan berakar besar pula sehingga bisa merusak pondasi rumah disamping pekarangan menjadi sangat lembab.
2.   Tanaman Belakang Rumah, bisa dilakukan dengan jenis tanaman yang pohonnya agak tinggi tetapi tidak begitu besar dan pilih yang bisa memberikan hasil secara teru-menerus dan bisa juga tanaman hias yang mempunyai harga relatif tinggi     atau mahal.
3.   Tanaman Pagar. dimaksudkan sebagai tanaman batas pekarangan hendaknya dipergunakan pagar hidup yang cepat tumbuh, banyak cabang, kuat dan lebat, tanah pangkas dan bermanfaat banyak, misalnya : beluntas bisa dipakai untuk obat dan lalap, tanaman puring, mongkokun, kedondong, belimbing dan lain sebagainya

D. POTENSI PENGEMBANGAN
            Komoditi yang diusahakan dipekarangan sebaiknya disesuaikan dengan kesesuaian komoditi dengan daerah yang bersangkutan, peluang pasar, dan nilai guna meliputi:
1.   Tanaman pangan:
a.   Sayuran buah seperti cabai besar, cabai rawit, kapri, kecipir, tomat, buncis,kacang panjang, terong , mentimun , pare dan paprika .
b.   Sayuran daun seperti kangkung, caisim, bawang daun, bayam, kubis, kemangi, seledri, selada,  sawi, dan talas daun.
c.   Sayuran bunga seperti kol, brokoli dan bunga papaya
d.   Sayuran umbi seperti wortel, kentang, bawang merah dan bawang putih, bawang bombay, dan lobak serta tanaman bumbu dan empon-emponan seperti temu kunci, kencur, serai, lengkuas dan kunyit yang masih termasuk tanaman sayuran umbi-umbian
e.   Tanamanbuah-buahan, obat-obatan, tanaman hias;
2.  Ternak: ternak unggas hias, ternak petelur, ternak pendaging
3.  Ikan: ikan hias, ikan produksi daging, pembenihan dan lain-lain.


 
TEKNIK OPTIMALISASI PEKARANGAN SEDERHANA

Langkah-langkah pembuatan unit vertikultur sistem rak adalah sebagai berikut :
  1. Buat serangkaian rak dengan tinggi kira-kira 1 m, lebar 1 m, panjang sesuai kebutuhan,
  2. Atur empat rangkaian rak secara berundak, dengan jarak antara undakan adalah kira-kira 30 cm, dan lebar masig-masing rak adalah 25-30 cm,
  3. Potong talang air dengan ukuran sesuai rangka rak yang dibuat, lalu masing-masing ujung talang ditutup menggunakan penutup talang lalu dilekatkan menggunakan lem secara permanen,
  4. Lubangi dasar talang dengan bor atau pisau, diameter lubang kurang lebih 1 cm dan jarak antar lubang berkisar 15-20 cm,
  5. Isi talang menggunakan media tanam yang telah disiapkan, dan lakukan penyusunan pada rak.


Teknik pembuatannya didahului dengan memilih teknik yang dibutuhkan serta menyiapkan tempat bertanam misalnya pipa, bamboo atau pohon pisang. kita membuat lubang tanam di sepanjang bagian 100 cm Anda tentu saja bisa menggunakan alat lain seperti pahat, atau apa saja yang Anda punya untuk membuat lubang.
Lubang dibuat secara selang-seling pada keempat sisi bambu (kita asosiasikan permukan bambu dengan bidang kotak). Pada dua sisi yang saling berhadapan terdapat masing-masing tiga lubang tanam, pada dua sisi lainnya masing-masing dua lubang tanam, sehingga didapatkan 10 lubang tanam secara keseluruhan. Setiap lubang berdiameter kira-kira 1,5 cm, sedangkan jarak antar lubang kita buat 30 cm.
Jika diilustrasikan dengan permukaan datar, posisi lubang-lubang tanam akan tampak seperti gambar di bawah ini.

Kini saatnya menanam bambu dengan memasukkan 20 cm bagian bawah ke dalam tanah. Kita menempatkan kedua batang bambu pada jarak satu meter lebih, walaupun 40-50 cm barangkali masih memadai. Batang bambu tidak ditancapkan begitu saja, melainkan dibuatkan lubang dulu seperlunya.

Teknik lain yakni dengan melubangi sepanjang bamboo untuk memasukkan media tanam. Dengan ukuran bamboo panjang 120 cm, kita menyisakan pada sisi kiri dan kanan sepanjang + 5 cm.

Pengadaan media tanam
Media tanam adalah tempat tumbuhnya tanaman untuk menunjang perakaran. Dari media tanam inilah tanaman menyerap makanan berupa unsur hara melalui akarnya. Media tanam yang kita gunakan adalah campuran antara tanah, pupuk kompos, dan sekam dengan perbandingan 1:1:1. Setelah semua bahan terkumpul, dilakukan pencampuran hingga merata. Tanah dengan sifat koloidnya memiliki kemampuan untuk mengikat unsur hara, dan melalui air unsur hara dapat diserap oleh akar tanaman dengan prinsip pertukaran kation. Sekam berfungsi untuk menampung air di dalam tanah sedangkan kompos menjamin tersedianya bahan penting yang akan diuraikan menjadi unsur hara yang diperlukan tanaman.

Campuran media tanam kemudian dimasukkan ke dalam bambu hingga penuh. Untuk memastikan tidak ada ruang kosong, dapat digunakan bambu kecil atau kayu untuk mendorong tanah hingga ke dasar wadah (ruas terakhir). Media tanam di dalam bambu diusahakan agar tidak terlalu padat supaya air mudah mengalir, juga supaya akar tanaman tidak kesulitan “bernafas”, dan tidak terlalu renggang agar ada keleluasaan dalam mempertahankan air dan menjaga kelembaban.

Persiapan bibit tanaman dan penanaman
Jauh sebelum kita berencana membuat wadah vertikal, kita telah mulai mempersiapkan sejumlah bibit tanaman, tadinya untuk ditanam langsung ke tanah. Ketika tanaman sudah mencapai umur siap dipindahkan, barulah kita menetapkan ide untuk menanam secara vertikal. Jadi dalam hal ini, kebetulan waktunya tepat. Pada dasarnya ada tiga tahap dalam proses ini, yaitu persemaian, pemindahan, dan penanaman.

Seperti halnya menanam, menyemaikan benih juga memerlukan wadah dan media tanam. Wadah bisa apa saja sepanjang dapat diisi media tanam seperlunya dan memiliki lubang di bagian bawah untuk mengeluarkan kelebihan air. Di sini kita menggunakan wadah khusus persemaian benih yang disebut tray dengan jumlah lubang 128 buah (tray lain jumlah dan ukuran lubangnya bervariasi). Kita juga menggunakan sebuah pot ukuran sedang dan sebuah bekas tempat kue. Adapun untuk media tanamnya adalah media tanam dari produk jadi yang bersifat organik.

Jika menggunakan tray, jumlah benih yang dapat disemaikan sudah terukur karena setiap lubang diisi sebuah benih (walaupun bisa juga diisi 2 atau 3). Jika menggunakan wadah lain maka jumlah benih yang dapat disemaikan disesuaikan dengan ukuran wadahnya, dalam hal ini jarak tanam benih diatur sedemikian rupa agar tidak berdempetan. Dua-tiga minggu setelah persemaian benih sudah berkecambah dan mengeluarkan 3-4 daun. Idealnya, benih yang sudah tumbuh daun berjumlah 4-5 helai sudah layak dipindahtanamkan. Karena waktu itu kita belum berencana untuk menanamnya di tanah, juga belum terpikir tentang vertikultur, bibit-bibit tadi kita pindahkan ke polybag dan wadah-wadah lain yang bisa kita gunakan.

Bibit tanaman yang kita pindahkan ke wadah bambu sudah berumur lebih dari satu bulan, daunnya pun sudah bertambah. Karena kita hanya memiliki total 20 lubang tanam dari dua batang bambu, maka kita cukup leluasa untuk memilih 20 bibit terbaik. Kita memilih 10 bibit tanaman cabe merah dan 10 bibit tomat. Sebelum bibit-bibit ditanam di wadah bambu, terlebih dahulu kita menyiramkan air ke dalamnya. Kita menyiram hingga jenuh, ditandai dengan menetesnya air keluar dari lubang-lubang tanam. Setelah kita rasa cukup, kita pun mulai menanam bibit satu demi satu. Setiap lubang tanam kita bolongi lagi tanahnya untuk memasukkan akar. Semua bagian akar dari setiap bibit harus masuk ke dalam tanah. Setiap jenis bibit (cabe merah dan tomat) kita kelompokkan di wadah bambu terpisah. Kini kita memiliki dua “kebun vertikal”.

Perkembangan dan pemeliharaan
Pada hari pertama setelah penanaman, sejumlah daun menguning dan beberapa di antaranya malah berguguran. Namun, 2-3 hari kemudian, daun-daun muda bermunculan. Satu bulan kemudian batang semakin besar, cabang bertambah, dan daun semakin rimbun, menunjukkan perkembangan yang cukup signifikan meskipun tidak sepesat pola tanaman normal yang ditanam di tanah, atau setidaknya di pot.

Seperti halnya tanaman konvensional, tanaman vertikultur harus disiram dan dipupuk secara berkelanjutan, juga dilakukan penyemprotan untuk mencegah dan/atau membunuh hama pengganggu. Dan seperti juga tanaman dalam wadah lainnya, pemupukan harus lebih sering karena tanaman tidak mendapatkan unsur hara yang umumnya terdapat secara alami di dalam tanah. Karena posturnya yang jangkung dan wadah yang sebagian besar tertutup, kita berpikir bahwa yang cocok digunakan adalah pupuk cair. Kita memilih salah satu produk pupuk cair organik yang saat ini sudah banyak beredar di pasar. Untuk pengusir hama, kita juga menggunakan produk berbahan organik dari pasar yang selain untuk mengusir hama juga memiliki fungsi untuk mempercepat penguraian bahan pupuk organik.

Kita menyukai kenyataan walaupun awalnya agak aneh, bahwa untuk menyiram, kita hanya “memasukkan” air dari atas lubang bambu. Begitupun ketika mengaplikasikan pupuk cair. Selain itu kita juga mencipratkan air dan pupuk cair langsung ke daun tanaman, atau dengan menggunakan semprotan. Satu hal lagi yang meringankan kita dalam memelihara tanaman vertikultur adalah kita tidak perlu membersihkan gulma, karena memang (sejauh ini) belum ada gulma yang tumbuh. Bandingkan jika ditanam di tanah atau di pot yang memungkinkan gulma tumbuh sangat rajin. Hari ini dibersihkan, dua hari kemudian sudah muncul lagi.

Bentuk-bentuk veltikultur
Model dan bahan untuk membuat wadah vertikultur sangat banyak, tinggal disesuaikan dengan kondisi dan keinginan. Selain bambu dapat juga digunakan paralon, kaleng bekas, bahkan lembaran karung beras pun bisa. Ada beberapa model lain yang ingin dan telah kita coba, dengan bahan bambu yang sangat dominan. Kita hanya ingin memanfaatkan sisa-sisa bahan bangunan yang digunakan waktu renovasi, karena kita percaya bahwa salah satu filosofi dari vertikultur adalah memanfaatkan benda-benda bekas di sekitar kita.

(disari dari berbagai sumber)

PERKEMBANGAN POPULASI HAMA TIKUS

Ichsan Kurniawan,SP, M.Si Tanaman padi ( Produsen ) akan lebih cepat habis karena jumlah tikus banyak sedangkan pemangsa tikus ( Ular ) mu...