Minggu, 29 Januari 2012

Merangsang Gairah Petani Tebu Nagari Sungai Landia


oleh : ICHSAN KURNIAWAN
Gairah petani tebu Nagari Sungai Landia, Kecamatan IV Koto makin hari kian surut. Hampir setiap tahun ada petani tebu yang mengalihkan lahan tebu mereka ke komoditi lain yang dianggap lebih menjanjikan secara hitung-hitungan ekonomis.
Untuk Nagari Sungai Landia, sebenarnya produk tebu olahan berupa saka cukup memberikan kontribusi terhadap bidang perekonomian dan peningkatan kesejahteraan masyarakat. Apalagi produk saka ini juga sampai dibawa ke daerah lain untuk dipasarkan. Namun permasalahan yang ada saat ini yakni masyarakat pembudidaya tebu ini merasa hasil kilangan, tenaga dan penjualan cenderung labil dan tak seimbang. Tak berpihak kepada petani. Pengolahan yang masih dengan kilangan tradisional dianggap tak efektif, efisien, menguras tenaga dan tak bisa untuk menghasilkan produk olahan berkualitas dan mampu bersaing di pasaran. Belum lagi tak adanya perlindungan harga di pasaran karena pedagang pengumpul menetapkan harga pembelian tingkat petani dengan harga rendah.  
Foto by Walinagari Sungai Landia
Hal inilah yang makin lama kian menmbuat lesu aktivitas pertanian tebu nagari ini. Petani cenderung menganggap budidaya dan pengolahan saka secara tradisional tersebut tak ballance dengan penghasilan yang didapatkan. Dan akhirnya banyak petani yang lebih memilih mengalihkan tanaman kepada komoditi lain.
Walingari beserta penyuluh dan jajaran UPT BP4K2P bekerjasama dalam bagaimana membangkitkan kembali gairah petani tebu tersebut. Sebagai kepala pemerintahan, Walinagari sangat antusias terhadap kebangkitan kembali komoditi ini seperti nagari lain yang juga mengunggulkannya. Sebut saja di antaranya Lawang dan Bukik Batabuah. Sebagai bukti keseriusannya, komoditi ini benar-benar menjadi prioritas. Dalam hasil Musrenbang Nagari tahun lalu, pembukaan lahan tebu seluas + 50 Ha serta pengadaan mesin kilang tebu paling kurang 10 unit menjadi poin khusus bidang ekonomi dan pengentasan kemiskinan.
 “Bekerjasama dengan PPL, mulai akhir tahun 2010 lalu, permohonan bantuan mesin kilang tebu sudah diajukan, dialamatkan ke Mentri Pertanian melalui Dinas Perkebunan dan Kehutanan Agam. Mudah-mudahan ini dikabulkan dan terealisasi. Kami dengan penyuluh tahun ini sudah komit, selain meningkatkan peran sektor tanaman pangan dan hortikultura, mengembalikan tanaman tebu yang sudah menjadi komoditi warisan ini juga sangat diprioritaskan. Pelatihan dan studi banding pun mudah-mudahan bisa diarahkan untuk komoditi ini sehingga gairah dan minat petani tebu nagari ini bisa kembali.” Ungkap Refli Suhemi, Walinagari Sungai Landia.
Merangsang gairah petani tebu ini, Walinagari sendiri juga memulai dengan gerakan menanam komoditi ini. “Akhir tahun lalu saya pribadi yang mulai membuka lahan tebu baru. Rencananya akan ditanam + 1000 batang, tapi baru terealisasi sekitar 600 batang. Ini semata mata untuk membuktikan kepada petani kami tak hanya pandai menganjurkan ini itu, tapi langsung menunjukkan buktinya.  Mudah-mudahan gerakan ini juga diikuti petani lain.”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

PERKEMBANGAN POPULASI HAMA TIKUS

Ichsan Kurniawan,SP, M.Si Tanaman padi ( Produsen ) akan lebih cepat habis karena jumlah tikus banyak sedangkan pemangsa tikus ( Ular ) mu...