Selasa, 09 Oktober 2012

Petani Kelompok Mubarakah Nagari Sungai Landia Tetap Jalin Kerjasama dengan Mikroba


Junaidi Imam Sati dan Zul St. Parpatiah Kelompok Mubarakah
Geliat pertanian organik memang sedang tinggi dan menjadi bahan pemikiran bagi masyarakat dan instansi terkait sebagai aparat pemerintahan dalam meningkatkan produksi dan keberlangsungan pertanian yang berwawasan lingkungan, terutama dalam upaya pengembalian unsur hara yang selama ini terkuras dan mulai lenyap dengan sistem pertanian yang mengandalkan bahan anorganik seperti pupuk dan pestisida. Sistem pertanian organik dipandang suatu langkah terbaik dalam menyelamatkan keseimbangan lingkungan dan kelestariannya serta menjaga agar kesuburan tanah dapat dipertahankan dan terjaga.
Selain mengkampanyekan pertanian yang sehat pada tingkat konsumen,  ramah terhadap lingkungan sistem pertanian organik dapat meminimalisir pengeluaran dalam modal kegiatan produksi pertanian. Pertanian konvensional yang serba instan dianggap mulai terasa merugikan dengan maju mundurnya iklim perekonomian yang mengakibatkan meningkatnya harga saprodi (sarana produksi) sehingga secara tidak langsung meningkatkan biaya produksi sedangkan tingkat harga hasil produksi cendrung tidak menentu.
Kebiasaan masyarakat petani yang masih mengandalkan sistem pertanian yang instant yang masih menggunakan pestisida dan pupuk buatan sangat sulit untuk dirubah ke sistem pertanian organik. Untuk itu perlu adanya upaya menggalakkan sistem pertanian yang berwawasan lingkungan, mengingat sistem pertanian organik memberikan keuntungan dari segi kesehatan konsumen, pelaku usaha maupun dalam skala modal produksi. Sebagai perpanjangan tangan dari pemerintah dalam upaya menggalakkan pertanian organik ini Penyuluh Lapangan memiliki peran penting yang tidak bisa terlepaskan. Sasaran utama dalam kegiatan pertanian organik ini ditujukan kepada Kelompok Kelompok yang akhirnya dapat menyentuh masyarakat secara keseluruhan. Berbagai kegiatan untuk menunjang dan mendukung kegiatan pertanian organik pihak dinas terkait bersama penyuluh lapangan yang ada di bawah naungan UPT BP4K2P di kecamatan sudah berjalan dengan optimal.
Hasil binaan penyuluh diapangan sekarang sudah hadir beberapa kelompok yang bergerak di bidang pertanian organik, salah satunya adalah kelompok Mubarakah yang ada di nagari sungai landia kecamatan IV Koto.  Kelompok tersebut sudah melakukan berbagai jenis kegiatan yang bergerak dibidang organik, seperti kegiatan SLAPO dan SL PTT. Setelah melalui rangkaian kegiatan sekolah lapang pertanian organik (SLAPO) dan sekolah lapang pengelolaan tanaman terpadu (SL PTT) yang dilaksanakan pada tahun 2010 lalu, kelompok tani Mubarakah, Jorong Kampuang Baruah Nagari Sungai Landia mulai merasakan manfaatnya dari berbagai aspek. “Yang jelas pupuk dan pestisida sudah kami buat sendiri. Itu kan sudah sangat menekan biaya bertanam. Selain itu kami  juga dikenalkan sedikit banyaknya dikenalkan dengan mikroba serta pemanfaatan sumber daya sekitar.” ungkap Junaidi Imam Sati- pengurus kelompok ini pada Senin (21/2) di sela pertemuan dengan penyuluh. Ditambahkan Imam Sati bahwa sejak pelaksanaan kegiatan SLAPO, anggota secara pribadi juga telah memulai gerakan pertanian ramah lingkungan ini di masing-masing lahan.
Seperti diungkapkan salah seorang petani dari kelompok tani ini “Tahun ini kami siap “tekan kontrak” dengan mikroba untuk semua lahan.”  Memang kegiatan usaha tani yang dilakukan secara organik tak terlepas dari peran mikroorganisme . Misalnya saja dalam peramuan pupuk organik, baik cair maupun padat, peran mikroba dalam membantu pengomposan sangat menentukan kualitas hasil pupuk organik. 
Ichsan Kurniawan dan Junaidi Imam Sati serta Pihak BP4K2P Agam
Untuk nagari sungai landia, kelompok mubarakah merupakan salah satu kelompok tani yang keukeuh mengarahkan kegiatan kelompok ke pertanian organik. Sebagai contoh saja di luar labor lapang kegiatan SLAPO, lahan kolektif kelompok seluas lebih dari 1 Ha telah lebih dahulu ditanami komoditi cabe organik dan telah panen di akhir tahun 2010. Tahun ini lahan kolektif kelompok bertambah seluas lebih kurang 1 Ha yang juga akan ditanami komoditi organik. Belum lagi pengembangan di lahan milik pribadi masing-masing anggota. 
Junaidi Imam Sati Memaparkan Hasil SLAPO pada Fielday
Kegiatan pertanian organik inipun didukung oleh DPRD Provinsi Sumatera Barat, hal ini diungkapkan sewaktu kegiatan Kunjungan Komisi II DPRD Sumbar ke Kecamamat IV Koto pada awal tahun yang lalu.
Tahun 2012 ini Kelompok Tani Mubarakah dan Penyuluh Pertanian melalui UPT BP4K2P Kecamatan IV Koto Kabupaten Agam mengukuhkan diri masih eksis di Pertanian Organik. “Hal ini telah menjadi tujuan kami sejak awal karena kami yakin pertanian organik adalah pertanian yang lebih baik terutama karena berwawasan lingkungan”tukas Junaidi Imam Sati, Sekretaris Kelompok Tani yang juga menjadi petani Teladan Kabupaten Agam yang dinilai tahun ini.
(Ichsan Kurniawan)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

PERKEMBANGAN POPULASI HAMA TIKUS

Ichsan Kurniawan,SP, M.Si Tanaman padi ( Produsen ) akan lebih cepat habis karena jumlah tikus banyak sedangkan pemangsa tikus ( Ular ) mu...