Rabu, 31 Agustus 2016

Profil Junaidi Imam Sati, Petani Organik IV Koto



Beberapa hal pokok yang menjadi harapan bagi Junaidi (37) adalah memperbaiki teknis budidaya (on-farm) dan memotivasi masyarakat tani untuk tidak hanya bergerak pada budidaya, namun juga memperkuat agribisnis hulu dan hilir dengan penambahan jam kerja petani. Profesinya sebagai petani sekaligus mubaligh telah menggugah hati nuraninya melihat kondisi pertanian dewasa ini. Membabi butanya pemakaian sarana produksi berbahan kimia sintetis sudah tidak memperhatikan kondisi ekosistem sekitar yang mulai terganggu dan jenuh akibat dampak pemakaiannya.

Lahir di Padang 9 Februari 1979 dengan pendidikan terakhir SUMA Matur. Memulai usaha pertanian semenjak 2007 sebagai petani pembudidaya komoditi terung di Belakang Aua, Bukittinggi seluas 1 Ha. Perkenalan dengan Ichsan Kurniawan,SP PPL Nagari Sungai Landia pada akhir tahun 2008 telah merubah pandangan mengenai pertanian kearah pertanian ramah lingkungan baik dengan penerapan pertanian organic maupun PHT. Ketertarikan terhadap pertanian ramah lingkungan melahirkan Kelompok Tani Mubarakah yang kami motori dengan berbasis kepengurusan Mesjid di Gantiang Nagari Sungai Landia, Kecamatan IV Koto, Kabupaten Agam.      

Junaidi sendiri aktif mengikuti pelatihan dan berkonsultasi dengan PPL Nagari Sungai Landia membuat arah ketertarikan terhadap pertanian organic dan PHT ramah lingkungan menjadi sebuah amanah terhadap masyarakat tani. Aktif sebagai mubaligh yang kerap memberikan tausyiah dan pengajian di surau surau membuat saya menyelipkan amanah tersebut di sela pengajian yang dilakukan. Kami juga membuka diri terhadap petani / masyarakat tani yang ingin bersama-sama menerapkan inovasi teknologi budidaya secara ramah lingkungan.

(Dok. Mubarakah, Junaidi Imam Sati dan Ichsan Kurniawan,SP saat Panen Padi di Kelompok Mubarakah)

Selain aktif menyampaikan kepada masyarakat tani, kami juga beberapa kali dipercaya untuk memberikan materi pelatihan organic yang diselenggarakan pemerintahan Nagari Sungai Landia yang bekerjasama dengan pihak Pembina Kelembagaan Tani BP4K2P Kecamatan IV Koto. Beberapa inovasi yang dikembangkan Imam antara lain pembuatan PGPR, Tepung tulang dan aneka nutrisi seperti Jahe, Seledri dan lainnya. (Ichsan K)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

PERKEMBANGAN POPULASI HAMA TIKUS

Ichsan Kurniawan,SP, M.Si Tanaman padi ( Produsen ) akan lebih cepat habis karena jumlah tikus banyak sedangkan pemangsa tikus ( Ular ) mu...