Mawar. Bunga ini paling populer di tengah
masyarakat. Selain itu kepopuleran itu menjadikannya sering disebut-sebut baik
di dalam lagu maupun ungkapan seperti “mawar berduri”. Selain itu juga bahkan
dijadikan nama samaran (hehe..) liat aja berita-berita, masa nama Mawar
dijadikan sebagai nama samaran dari korban perkosaan atau pencabulan.
Sebenarnya bagaimana sosok mawar?
Mawar dendiri termasuk golongan tanaman bunga hias berupa
herba dengan batang berduri. “Ratu Bunga” ini adalah simbol kehidupan religi dalam
peradaban manusia. Mawar berasal dari dataran Cina, Timur Tengah dan Eropa
Timur. Berikut klasifikasi ilmiah dan penggolongan dari tanaman hias ini.
Kingdom
: Plantae
Divisi : Spermatophyta
Sub Divisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledonae
Ordo : Rosanales
Famili : Rosaceae
Genus : Rosa
Species : Rosa damascena Mill., R. multiflora Thunb., R. hybrida Hort., dan lain-lain.
Manfaat mawar dendiri sebagai berikut :
Divisi : Spermatophyta
Sub Divisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledonae
Ordo : Rosanales
Famili : Rosaceae
Genus : Rosa
Species : Rosa damascena Mill., R. multiflora Thunb., R. hybrida Hort., dan lain-lain.
Manfaat mawar dendiri sebagai berikut :
- Tanaman hias out doors dan pot.
- Dijadikan bunga tabur dalam berbagai ritual.
- Minyak hasil ekstraknya sebagai bahan parfum.
Syarat
Pertumbuhan
a.
Iklim
- Angin tidak mempengaruhi dalam pertumbuhan bunga mawar.
- Curah hujan bagi pertumbuhan bunga mawar yang baik adalah 1500-3000 mm/tahun. Memerlukan sinar matahari 5-6 jam per hari. Di daerah cukup sinar matahari, mawar akan rajin dan lebih cepat berbunga serta berbatang kokoh. Sinar matahari pagi lebih baik dari pada sinar matahari sore, yang menyebabkan pengeringan tanaman.
- Tanaman mawar mempunyai daya adaptasi sangat luas terhadap lingkungan tumbuh, dapat ditanam di daerah beriklim dingin/sub-tropis maupun di daerah panas/tropis. Suhu udara sejuk 18-26 derajat C dan kelembaban 70-80 %.
b.
Media Tanam
- Penanaman dilakukan secara langsung pada tanah secara permanen di kebun atau di dalam pot. Tanaman mawar cocok pada tanah liat berpasir (kandungan liat 20-30 %), subur, gembur, banyak bahan organik, aerasi dan drainase baik.
- Pada tanah latosol, andosol yang memiliki sifat fisik dan kesuburan tanah yang cukup baik.
- Derajat keasaman tanah yang ideal adalah PH=5,5-7,0. Pada tanah asam (pH 5,0) perlu pengapuran kapur Dolomit, Calcit atupun Zeagro dosis 4-5 ton/hektar.
Pemberian
kapur bertujuan untuk menaikan pH tanah, menambah unsur-unsur Ca dan Mg,
memperbaiki kehidupan mikroorganisme, memperbaiki bintil-bintil akar,
mengurangi keracunan Fe, Mn, dan Al, serta menambah ketersediaan unsurunsur P
dan Mo. Tanah berpori-pori sangat dibutuhkan oleh akar mawar.
c. Ketinggian Tempat
c. Ketinggian Tempat
Mawar tumbuh baik pada:
- Ketinggian 560-800 m dpl, suhu udara minimum 16 -18 derajat C dan maksimum 28 - 30 derajat C.
- Ketinggian 1100 m dpl, suhu udara minimum 14 -16 derajat C, maksimum 24 - 27 derajat C.
- Ketinggian 1400 m dpl, suhu udara minimum 13,7 - 15,6 derajat C dan maksimum 19,5 - 22,6 derajat C.
Di
daerah tropis seperti Indonesia, tanaman mawar dapat tumbuh dan produktif
berbunga di dataran rendah sampai tinggi (pegunungan) rata-rata 1500 m dpl.
Budidaya
Cara
membudidayakan atau memperbanyak tanaman mawar ini cukup banyak antara lain
melalui biji, stek, okulasi, cangkokan dan membelah anakan. Namun untuk lebih
praktis sebaiknya digunakan cara stek. Cara ini dianggap ampuh karena dapat
membuat bunga mawar menjadi tumbuh banyak.
Namun
bisa juga dengan melakukan pembibitan. Supaya tumbuh dengan baik. Pilih biji
bibit yang bagus (jika ditaruh di air maka akan tenggelam). Selanjutnya dengan
melakukan penyiapan benih dengan memilih buah mawar yang produktif berbunga
atau sudah unggul dan sudah matang kemudian dipetik.
Siapkan
lahan berupa tanah yang berhumus dan juga berpasir dengan perbandingan 1:1.
Lalu masukkan biji mawar tadi kedalam tanah tersebut dan disiram dengan air
bersih hingga cukup lembab. Kemudian tanamkan buah mawar kedalam tanah tersebut
hingga terkubur. Biarkan buah mawar membusuk pada kondisi media yang lembab.
Waktu yang diperlukan berkisar antara 2 hingga 9 bulan.
Setelah
kurun waktu pembusukan buah mawar selesai, angkat biji-biji mawar dari buah
yang telah membusuk dan jangan lupa pilih biji mawar yang paling baik, yaitu
jika ditaruh di air maka ia akan tenggelam. Kemudian cuci biji mawar dengan air
lalu dikeringkan di tempat teduh. Semaikan biji mawar secara merata menurut
barisan pada jarak antar-baris 5- 10 cm di dalam bak atau baskom. Biji akan
berkecambah pada saat empat minggu setelah disemaikan.
Pemeliharaan
pembibitan dilakukan dengan menyiram tempat penyemaian secara rutin satu hingga
dua kali dalam sehari.
Lalu
masukkan bibit mawar yang sudah cukup besar ke dalam polybag kecil yang telah
diisi dengan campuran tanah, pasir, dan pupuk organik. Kemudian lakukan
pemindahan bibit dengan cara memindahkan tanam bibit mawar yang telah berumur
22 bulan ke lahan berupa tanah di kebun atau tempat yang diajdikan sebagai
tempat penanaman tetap atau permanen, seperti misalnya pot.
Tahap
selanjutnya yaitu dengan melakukan tahapan penanaman bunga mawar seperti yang
telah dijelaskan di atas yaitu dengan menggunakan tanah yang subur dan gembur
serta mendapat sinar matahari agar memperkuat tanaman tersebut, baik untuk yang
ditanam di kebun maupun di pot. Jangan lupa memberikan pupuk kandang atau pupuk
buatan yang memang khusus disediakan untuk penanaman bunga mawar. Pemberian
pupuk dilakukan dengan cara disebar hingga merata dengan tanah agar terserap
hingga ke akarnya.
Untuk
penanaman di kebun jangan lupa membuat bedengan dengan ukuran lebar 100-120 cm,
tinggi 30 cm, jarak antar bedengan 30-40 cm, dan panjangnya tergantung keadaan
lahan. Kita juga bisa membuat bentuk taman mawar sesuai dengan selera kita yang
tentunya serasi dengan pekarangan sekitar agar terlihat lebih indah.
Pemeliharaan Mawar
Pembentukan Tanaman Muda.
Pembentukan tanaman mawar dilakukan
dengan pemotongan/ pinching. Hal ini dimaksudkan untuk memelihara tanaman agar
tetap muda, sehingga selalu menghasilkan tunas-tunas baru yang produktif
berbunga. Dari tunas-tunas baru yang muncul lima minggu setelah tanam akan
muncul bakal bunga yang kecil dan harus dipotong (di’pinching’).
Soft pinch dilakukan pada tunas yang
masih muda, bertujuan untuk memaksimumkan pertumbuhan vegetatif. Bakal batang
baru dengan warna kemerah-merahan akan tumbuh keluar dari cabang bibit atau
dari cabang tunas pertama. Tunas ini dibiarkan tumbuh panjang sampai dewasa dan
setelah bakal bunganya berwarna maka harus segera dibuang (pinching yang
dilakukan pada tunas yang sudah tua ini dikenal dengan istilah hard pinch).
Perundukan tanaman (bending) dilakukan
apabila cabang bibit sudah tua. Tempat pelekukan tunas/batang yang harus
dibending sekitar 5-10 cm dari pangkal batang. Untuk membantu perundukan agar
tunas tidak kembali tegak maka tunas tersebut dapat dijepit dengan sepotong
belahan bambu yang ditancapkan ke tanah.
Dari tunas yang dibending ini
kadang-kadang tumbuh tunas kecil baru dan bila dari tunas kecil ini keluar
bunga maka bunga ini harus dibuang dan daun dipotong sebanyak dua daun sejati
(lima daun) agar tanaman mempunyai banyak daun.
Tunas baru yang merupakan tunas
produksi yang akan muncul setelah beberapa minggu melakukan perundukan. Pada
waktu panen, tunas ini dipotong dengan menyisakan 3-4t daun sejati. Dari tunas
yang telah dipanen setelah sekitar 10 hari pada umumnya akan muncul dua-tiga
tunas baru dan akan berbunga setelah sekitar 6-7 minggu. Dari tunas produksi
ini selanjutnya dipanen dengan menyisakan dua daun sejati.
Pemangkasan.
Tujuan pemangkasan untuk memelihara
bentuk tanaman agar memperoleh batang yang kokoh, mendorong pembungaan,
peremajaan tanaman, menghasilkan tunas-tunas baru yang produktivitasnya tinggi,
dan menjaga tanaman agar tetap sehat dan berumur panjang.
Pemangkasan yang dilakukan adalah
pemangkasan ringan (30%) dengan memangkas sedikit pucuk-pucuk dari semak mawar,
sehingga menghasilkan kuntum bunga banyak tapi kecil-kecil. Pemangkasan sedang
(50%) dilakukan dengan memangkas cabang-cabang atau pucuk, tetapi tidak terlalu
panjang. Biasanya dilakukan pada jenis-jenis Floribunda dan Polyantha.
Sedangkan pemangkasan berat dilakukan pada batang yang sudah tua dan tanaman
terkena penyakit yang sudah parah yang dilakukan dengan memangkas seluruh
cabang sampai ketinggian 60 cm atau meninggalkan dua-tiga mata tiap-tiap
batang.
Pemangkasan untuk pembentukan tanaman
dapat dilakukan pula dengan mengatur cara pemotongan saat panen. “Pemangkasan
biasa” dilakukan dengan menyisakan satu-dua daun lima (yaitu daun yang
mempunyai lima helai daun individu) dari percabangan, dikenal dengan istilah
normal cut. “Pemangkasan dalam” dilakukan dengan memotong batang dibawah
percabangan dikenal dengan istilah under cut. Cara panen ini dilakukan pada
tahun kedua dengan tujuan agar percabangan tanaman tumbuh rendah kembali.
“Pemangkasan sendi” dilakukan dengan memotong tangkai bunga tepat di atas
percabangan yang akan dipanen, dikenal dengan istilah knuckle cut. Cara ini
dilakukan bila budidaya mawar sudah memasuki tahun ketiga agar tanaman tinggi
kembali.
Waktu pemangkasan yang paling baik
adalah beberapa saat setelah musim hujan berakhir, oleh karena saat itu umumnya
tanaman dalam keadaan subur dengan pembentukan cabang dan ranting tidak
teratur. Pemangkasan dilakukan sekali dalam setahun.
Pemupukan.
Pemberian pupuk untuk tanaman mawar
tergantung dari hasil analisis tanah yang akan ditanam, sehingga setiap kebun/
growers mempunyai aturan pemupukan yang berbeda-beda. Menurut penelitian
BALITHI (Balai Penelitian Tanaman Hias) Cipanas, tanaman mawar perlu dipupuk
NPK sebanyak 5 gram per tanaman pada umur satu-dua minggu setelah tanam.
Pemupukan selanjutnya dapat diberikan satu bulan sekali tergantung pertumbuhan
tanaman.
Pupuk NPK yang dianjurkan per hektar
dalam satu tahun adalah 1350 kg urea, 2100 kg TSP dan 800 kg KCl. Pupuk
tersebut disebar dalam larikan (parit) kecil yang dibuat di antara tanaman,
kemudian ditutupi tanah kembali dan segera disiram air hingga cukup basah.
Pengendalian hama dan penyakit.
Hama yang banyak terdapat pada tanaman
mawar antara lain adalah :
- Tungau (Tetranicus urticae). Gejala dan serangan hama ini ialah timbulnya bintik-bintik nekrosa pada daun dalam jumlah yang banyak. Ada semacam jaring laba-laba yang halus terutama pada bagian bawah daun bila serangan sudah parah. Hama ini akan mudah timbul bila temperatur di dalam rumah naungan tanaman tinggi, dengan kelembaban udara yang rendah.
- Kutu daun. Kutu daun (‘Aphids’) banyak menyerang tanaman bila kondisi panas dan kering. Hama ini akan menghisap cairan tanaman pada ujung daun dan kuncup tanaman muda serta kuntum bunga yang masih muda, yang akan mengakibatkan ujung-ujung tanaman menjadi ‘salah bentuk’ ketika dewasa. Kutu ini sering meninggalkan sekresi yang mengundang embun jelaga.
- Thrips. Hama ini menyukai kondisi rumah naungan tanaman yang panas dan kering seperti pada tungau. Hama ini akan menyerap cairan tanaman terutama pada mahkota bunga, dan sulit dikendalikan karena bersembunyi didalam kuncup bunga pada siang hari.
- Kumbang. Hama kumbang menyerang tanaman mawar dengan cara memakan daun, tangkai, serta kuntum bunga sehingga menimbulkan lubang-lubang pada bagian bunga yang dimakan.
Pada kondisi lingkungan yang kurang
baik, yaitu pada kelembaban tinggi, sirkulasi udara yang kurang, serta banyak
kabut, banyak penyakit yang mungkin muncul pada tanaman mawar. Berikut adalah
beberapa penyakit :
- Embun tepung (‘Powdery mildew’). Penyakit ini disebabkan oleh cendawan Spaeroteca pannosa yang menyerang daun, batang, serta bunga tanaman mawar, tampak seperti ada tepung yang berwarna putih pada bagian tanaman. Penyakit ini timbul bila pada malam hari temperatur siang turun sampai 150C atau lebih rendah dengan kelembaban yang tinggi 90%-99%, sedangkan pada siang hari temperatur tinggi dengan kelembaban yang rendah.
- Black spot. Tumbuhnya bercak-bercak hitam terutama pada daun mawar, diikuti dengan menguningnya daun dan kemudian gugurnya daun merupakan akibat serangan ‘black spot’ yang disebabkan oleh cendawan Diplocarpon rosae dan Mansanina rosae
- Busuk bunga. Penyebab penyakit busuk bunga adalah cendawan Botrytis cinerea. Kuntum bunga yang akan dan telah mekar tampak membusuk dan berwarna coklat merupakan gejala serangan penyakit ini.
Panen dan Pasca Panen Mawar.
Tanaman mawar dapat dipanen setelah
4-5 bulan tergantung dari varietas dan tingkat pertumbuhannya. Tanaman ini bila
dipelihara secara benar akan dapat tumbuh dan diambil hasilnya sampai umur 6
tahun. Bunga mawar dapat dipanen bila seluruh kelopak bunga (sepal) telah
membuka dan satu atau dua mahkota (petal) telah membuka. Pemanenan awal ini
dilakukan apabila bunga mawar akan disimpan untuk waktu yang cukup lama, tetapi
mekarnya bunga akan kurang sempurna, sedangkan panen pada tingkat yang lebih
mekar, vase life yang diperoleh lebih pendek.
Panen mawar dapat dilakukan pada pagi
dan sore hari tergantung suhu udara dan tingkat kematangan bunga panen,
dilakukan dengan cara under cut, knuckle cut dan normal cut dengan menyisakan
satu atau dua daun sejati. Tanaman yang telah dipanen akan bertunas lagi dan bunganya
dapat dipanen kembali setelah 40 sampai 50 hari. Dari 1 m2 tanaman rata-rata
dapat dipanen 120-160 tangkai per tahun.
Bunga yang telah dipanen dikumpulkan,
lalu pangkal tangkainya direndam dalam ember yang berisi air yang mengandung
larutan silver thio sulfat dan segera dimasukkan ke dalam ‘cold storage’
sebelum disortir. Bunga disortir dan dipisahkan menurut varietas dan panjang
tangkainya. Grading kualitas mawar umumnya dibedakan berdasarkan panjang
tangkai dengan beberapa kriteria menurut Standar Nasional Indonesia (SNI).
Bunga-bunga yang telah digrading, daun
serta durinya dibuang sekitar 20 cm dari pangkal tangkai kemudian diikat dan
dibungkus masing-masing 10-20 tangkai. Bunga yang telah dibungkus ini pangkal
tangkainya kembali direndam ke dalam bak yang berisi air kemudian dikirim ke
tempat penjualan atau disimpan kembali dalam ‘cold storage’.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar