Oleh : ICHSAN KURNIAWAN
Seperti yang telah dibahas pada artikel yang lalu
dengan judul “Korelasi Pertanian Organik dengan Gerakan Pensejahteraan Petani
(GPP)” bahwa pelaksanaan pertanian organic sendiri sejalan dengan gerakan pensejahteraan
petani. Secara garis besar harapan
dari GPP sendiri yakni mengintegrasikan kegiatan usaha tani dengan peternakan,
perikanan atau lainnya hingga pensejahteraan petani dapat tercapai melalui
maksimalisasi jam kerja dari bidang yang telah terintegrasi.
Khusus untuk pengentegrasian pertanian dengan
peternakan, kegiatan pertanian organik yang notabene melibatkan pemanfaatan sumber daya lokal yang salah satunya berupa kotoran ternak termasuk urinnya sebenarnya secara langusng dapat memberikan
tambahan pendapatan pada petani..
Kotoran ternak sendiri secara terpisah juga dapat
mendatangkan “kocek lebih” selain penggunaannya secara langsung sebagai sarana
produksi dalam kegiatan usaha tani organik tersebut. Lihat saja akhir-akhir ini
banyak bermunculan produk saprodi berupa pupuk organik pabrikan atau kompos
yang hanya dipack secara sederhana dalam plastik.
Terlepas dari bahasan di atas selain pembuatan
pupuk yang menjadi keuntungan dalam pertanian organik dan juga merupakan bentuk
dari keintegrasian pertanian dengan bidang peternakan, yakni pengolahan pakan
secara organik.
Terkait dengan makin
terbatasnya jumlah lahan yang bisa dimanfaatkan sebagai tempat pakan segar
berupa rumput – rumputan maka dibutuhkan teknologi pembuatan pakan ternak yang
bisa mengatasi masalah ketersediaan lahan namun tetap bisa menjamin integritas
pertanian organik tanpa melakukan pemberian bahan pakan berupa konsentrat
tambahan yang berbahan dasar kimia sintetis atau bahan lain yang dapat memicu
pertumbuhan ternak secara tidak wajar dalam waktu yang singkat.
Pemberian pakan yang rutin
masalah lain yang juga harus diperhatikan adalah adanya efisiensi waktu
sehingga upaya penyediaan pakan tidak menyita waktu bagi petani organik,
sehingga petani juga bisa memanfaatkan waktu mereka untuk aktifitas lain guna
menambah penghasilan.
Dalam melaksanakan budidaya peternakan khususnya ternak kambing, petani banyak menuai
masalah terutama dalam penyediaan
pakan. Pemahaman dan konsep dalam penyediaan pakan kerap diartikan dengan
penyediaan rumputan segar yang identik dengan penyediaan lahan untuk penanaman
rumput. Padahal dalam kondisi dewasa
ini hal tersebut
merupakan konsep dengan pemikiran yang
“sempit”. Kenapa. Pemanfaatan ilmu pengetahuan dan teknologi
penyiapan pakan ternak dengan memanfaatkan jasa mikroba dalam proses fermentasi pakan yang juga tahan lama dalam penyimpanan.
Secara umum dalam penyediaan pakan ternak kambing,
beberapa hal yang patut menjadi perhatian khusus yakni :
1.
Pemberian rerumputan yang masih berada dalam keadaan basah kepada
ternak kambing dihindari. Hal ini karena air yang melekat pada rumput basah ini berpotensi menimbulkan
kembung dan mengurangi nafsu makan ternak kambing.
2.
Pemberian rerumputan yang memiliki kandungan getah juga
dihindarkan karena justru
dapat memicu penyakit lambung
pada ternak kambing sehingga sebaiknya rumput yang mengandung getah ini
dilayukan terlebih dahulu untuk mengurangi atau menghilangkan kandungan getah
tersebut.
Pakan ternak organik merupakan salah satu solusi pintar dalam
mengatasi permasalahan yang menjadi bahasan di atas. Pakan ini mempunyai kandungan gizi sangat baik serta nutrisi yang lengkap sehingga sangat baik untuk pertumbuhan kambing.
Teknik pembuatan pakan ternak organic adalah
dengan langkah sebagai berikut
:
Bahan dasar :
-
dedak
halus
-
ampas
tapioka
-
ampas
tahu
-
jagung
giling
-
tepung
kedelai
-
rumput
-
nutrisi
-
mineral
Nutrisi yang dibutuhkan :
a.
Nutrisi
ikan/keong
b.
Nutrisi
usus
c.
Mikroba
2
d.
Nutrisi
nenas
e.
Nutrisi
jantung pisang
f.
Nutrisi
tomat
g.
Kuning
telur
h.
Nutrisi
cangkang telur
i.
Asam
laktat
Teknik pembuatan nutrisi :
a.
Masing-masing
bagian nutrisi diambil 1 sendok teh
b.
Dicampurkan
dengan air bersih sebanyak 3 liter atau 5 botol aqua menengah dikembalikan lagi
ke botol
c.
Difermentasi
selama 4 – 7 hari baru bisa dipakai
Teknik pencampuran :
a.
Tahap
1 :
·
Dedak
halus :
1 kg
·
Ampas
tahu, tepung jagung, tepung kedelai :
7,5 kg
·
Nutrisi :
5 tutup botol
·
Air :
5 liter
·
Dicampur
di fermentasi kedap udara :
± 4 hari
b.
Tahap
2 :
· Rumput
dipotong-potong ± 1 cm
· Apa
bila rumput yang akan digunakan masih dalam kondisi basah mesti ditunggu sampai dalam kondisi kering
c.
Tahap
3 :
· Dedak
yang telah difermentasi seperti tahap 1 (satu) dicampur dengan rumput dengan
perbandingan 1: 5
·
Setelah
dicampur kemudian formula ini
difermentasi dan ditempatkan pada plastik/ember, dll dengan kondisi
kedap udara. Artinya tidak bocor atau bercampur dengan udara dari luar minimal
4 – 7 hari.
Pemberian pakan :
a. Pemberian pakan dilakukan 2 kali sehari dengan waktu pemberian pada pagi
hari dan sore hari.
b. Volume pemberian pakan pada pagi hari jumlahnya lebih sedikit
dari jumlah pakan yang diberikan pada sore hari
c. Untuk
kambing dengan bobot atau berat antara 15 – 20 kg cukup diberikan pakan
sebanyak 1,5 kg untuk 1 kali makan
Untuk kambing dengan bobot atau berat lebih dari
20 kg maka pakan yang diberikan sebanyak 2 kg atau lebih
Tidak ada komentar:
Posting Komentar