Menegaskan kebulatan tekad untuk tetap konsisten dengan
pertanian pola budidaya cabe sistem Pengendalian Hama Terpadu (PHT)
Kelompok Tani Mubarakah, Jorong Kampuang Baruah, Nagari Sungai Landia
bersama penyuluh pertanian serta jajaran UPT BP4K2P Kecamatan IV Koto, Kabupaten Agam, Sumatera Barat
mulai merancang format kegiatan pengembangan cabe ke depan.
Bentuk kegiatan kelompok tersebut berpegang teguh pada
kaidah pertanian PHT yang telah juga dilaksanakan tahun lalu namun
diarahkan pada bagaimana tercipta kemandirian kelompok berusaha tani
yang sudah tentu berorientasi bisnis dengan tingkat produktivitas yang
meningkat dari sebelumnya.
Pasca menyelesaikan pendidikan non-formal melalui sekolah
lapang tahun lalu, kelompok yang berdiri penghujung tahun 2008 ini
mencoba mengaplikasikan hasilnya dengan pengembangan ditunjang aneka
ramuan nabati beberapa jenis tanaman yang bisa dimanfaatkan sebagai
pestisida nabati tambahan. Hal ini sebagai tahap lanjut dalam
meminimalisir pemakaian bahan kimia berbahaya yang terdapat dalam
pestisida sintetis setelah kelompok mampu meramu sendiri pupuk organik.
“Sebagai langkah selanjutnya bagi kami adalah menyiapkan amunisi tambahan berupa pestisida nabati dengan meramu dari beberapa jenis tanaman, kami berharap selain bisa meramu pupuk sendiri, kami juga menghasilkan pestisida sendiri ke depannya Jadi, di lahan ini selain tempat berproduksi, juga dilengkapi pabrik pupuk dan pestisidanya.” ungkap Junaidi- Sekretaris Kelompok yang juga bertindak sebagai Ketua Pos Informasi Pengendalian Agen Hayati (Pos IPAH) Sungai Landia.
(Dok. Mubarakah, Pertemuan Penyusunan Rencana Kegiatan Kelompok bersama PPL Ichsan Kurniawan,SP)
Tanaman-tanaman tersebut memang populer sebagai pestisida
botani. Misalnya saja daun dan biji mimba. Bagian tanaman bernama ilmiah
Azadirachta indica ini mengandung bahan azadirachtin, salanin,
nimbenin dan meliantriaol. Kandungan azadirachtin sendiri merujuk
berbagai penelitian memiliki multi-fungsi dalam mengatasi masalah hama
penyakit di lapangan. Zat ini terbukti sebagai pengendali lebih dari 200
jenis serangga dan ulat pengganggu bagi tanaman pangan dan
hortikultura. Sebut saja pengganggu yang tenar seperti belalang, wereng,
kumbang hingga thrips. Selain itu, zat ini juga dapat mengendalikan
bakteri dan jamur penyebab penyakit busuk, karat, layu daun dan embun
tepung (powdery mildew). Potensi tanaman ini sampai bertindak sebagai
antivirus. Akar tuba juga merupakan tanaman pestisida nabati yang
mengandung unsur seperti rotenon yang efektif untuk mengendalikan hama.
Kelompok sendiri menegaskan rencana akan mengembangkan
penanaman tanaman pestisida ini dari jenis lain. Kami akan usahakan
lahan kami juga lengkap dengan ditanami paling kurang empat atau lima
jenis lagi tanaman yang mempunyai potensi sebagai pestisida alami.
Hal ini mendapat apresiasi dari Ichsan Kurniawan,SP yang
ikut membidani kelahiran kelompok ini 2008 silam di sela diskusi pada
pertemuan kelompok Selasa siang (19/5). "Hanya berawal dari perkenalan
dan pembicaraan mendalam dengan sebagian anggota yang merupakan pengurus
mesjid yang berkeinginan membudidayakan cabe tanpa merusak lingkungan,
alhamdulillah Ustad Junaidi Imam Sati dan kawan kawan saat ini masih
konsisten bahkan pada setiap pengajian Imam pun memotivasi masa untuk
ikut berbudidaya dengan memperhatikan keseimbangan ekosistem"
Semoga kelompok Mubarakah dapat menjadi barometer dalam
pengembangan dan budidaya cabe berbasis ramah lingkungan sesuai harapan
meninmbang eksistensi yang diperlihatkan sampai hari ini. Sukses terus
Bapak bapak. (IchsanK)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar