IV Koto - Fungsi Balai Penyuluhan Kecamatan sebagai organisasi
penyelenggara penyuluhan sekaligus sebagai tempat untuk bertukar
informasi dan teknologi, baik itu penyuluh dengan penyuluh maupun
penyuluh dengan petani tampaknya sudah melekat di UPT BP4K2P Kecamatan
IV Koto.
Hal inilah yang membuat pelaku utama dan pelaku usaha di Kecamatan IV
Koto tanpa sungkan menjejakkan kaki, untuk datang ke kantor UPT BP4K2P
IV Koto. Selasa (22/9), pengurus Kelompok Tani Bawah
Tampaik, Nagari Sungai Landia berkunjung dan konsultasi di ruang Bapak
Kepala UPT BP4K2P Kecamatan
IV Koto, Afrizal.
Dalam pertemuan bersama pendamping Upsus dari akademisi Hendra Susilo
juga didiskusikan perkembangan kegiatan Optimasi Pemanfaatan Lahan
(OPL) Padi Sawah yang dilaksanakan oleh kelompok yang pada beberapa titik
lokasi telah panen. Hasil pengambilan ubinan pada dua titik lokasi
didapat hasil 8,8 ton/ha dan 7,2 ton/ha yang memberikan implikasi
terhadap antusiasme masyarakat sekitar untuk mencoba menerapkan teknik
Jajar Legowo (Jarwo). Secara sederhana saja peningkatan riil tersebut tentu akan
lebih mudah dilihat dari hasil hitungan tradisional masyarakat yakni
penghitungan hasil "katidiang" atau bakul pada akhir panen.
(Dok. UPT BP4K2P IV Koto, Konsultasi Kelompok Bawah Tampaik bersama Kepala UPT, Ichsan Kurniawan,SP dan Hendra Susilo,SP di ruang Kepala BPK Koto Tuo)
Menurut pengurus
terlihat perkembangan cukup baik dari teknik yang diterapkan. Pada
lokasi Buk Nar di Napa, biasa hanya 18-20 katidiang hasil panen, saat
ini dapat 25 katidiang, itupun sudah diserang hama babi. Sementara sawah
Enti berlokasi di Sungai Lanca, dari hasil sebelumnya berkisar 40-45
katidiang, saat ini menurut Buk Lis dan Yurmaini, pengurus kelompok,
didapat 60 katidiang.
Mendengar laporan dari pengurus
tersebut, Afrizal yang didampingi Ichsan KurniawanSP selaku Penyuluh
Pertanian Sungai Landia menyambut gembira hasil ubinan tersebut. Afrizal
berharap hasil panen pada titik titik lokasi lain
juga menunjukkan peningkatan serupa menimbang beberapa titik lokasi
termasuk lokasi kritis yang berproduksi sangat rendah dan rentan
serangan penyakit khsusnya dekat aliran sungai di Nagari tersebut.
"Semoga teknik jajar legowo dapat berkembang di IV Koto", pungkas Afrizal. (IchsanK).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar