Geliat pertanian organik memang sedang tinggi dan
menjadi bahan pemikiran bagi masyarakat dan instansi terkait sebagai aparat
pemerintahan dalam meningkatkan produksi dan keberlangsungan pertanian yang berwawasan
lingkungan, terutama dalam upaya pengembalian unsur hara yang selama ini
terkuras dan mulai lenyap dengan sistem pertanian yang mengandalkan bahan
anorganik seperti pupuk dan pestisida. Sistem pertanian organik dipandang suatu
langkah terbaik dalam menyelamatkan keseimbangan lingkungan dan kelestariannya
serta menjaga agar kesuburan tanah dapat dipertahankan dan terjaga.
Selain mengkampanyekan pertanian yang sehat pada
tingkat konsumen, ramah terhadap lingkungan
sistem pertanian organik dapat meminimalisir pengeluaran dalam modal kegiatan
produksi pertanian. Pertanian konvensional yang serba instan dianggap mulai
terasa merugikan dengan maju mundurnya iklim perekonomian yang mengakibatkan
meningkatnya harga saprodi (sarana produksi) sehingga secara tidak langsung
meningkatkan biaya produksi sedangkan tingkat harga hasil produksi cendrung
tidak menentu.
Kebiasaan masyarakat petani yang masih
mengandalkan sistem pertanian yang instant yang masih menggunakan pestisida dan
pupuk buatan sangat sulit untuk dirubah ke sistem pertanian organik. Untuk itu
perlu adanya upaya menggalakkan sistem pertanian yang berwawasan lingkungan,
mengingat sistem pertanian organik memberikan keuntungan dari segi kesehatan
konsumen, pelaku usaha maupun dalam skala modal produksi. Sebagai perpanjangan
tangan dari pemerintah dalam upaya menggalakkan pertanian organik ini Penyuluh
Lapangan memiliki peran penting yang tidak bisa terlepaskan. Sasaran utama
dalam kegiatan pertanian organik ini ditujukan kepada Kelompok Kelompok yang akhirnya
dapat menyentuh masyarakat secara keseluruhan. Berbagai kegiatan untuk
menunjang dan mendukung kegiatan pertanian organik pihak dinas terkait bersama
penyuluh lapangan yang ada di bawah naungan UPT BP4K2P di kecamatan sudah
berjalan dengan optimal.
Hasil binaan penyuluh diapangan sekarang sudah
hadir beberapa kelompok yang bergerak di bidang pertanian organik, salah
satunya adalah kelompok Mubarakah yang ada di nagari sungai landia kecamatan IV
Koto. Kelompok tersebut sudah melakukan
berbagai jenis kegiatan yang bergerak dibidang organik, seperti kegiatan SLAPO
dan SL PTT. Setelah melalui rangkaian kegiatan sekolah lapang pertanian organik
(SLAPO) dan sekolah lapang pengelolaan tanaman terpadu (SL PTT) yang
dilaksanakan pada tahun 2010 lalu, kelompok tani Mubarakah, Jorong Kampuang Baruah
Nagari Sungai Landia mulai merasakan manfaatnya dari berbagai aspek. “Yang
jelas pupuk dan pestisida sudah kami buat sendiri. Itu kan sudah sangat menekan
biaya bertanam. Selain itu kami juga
dikenalkan sedikit banyaknya dikenalkan dengan mikroba serta pemanfaatan sumber
daya sekitar.” ungkap Junaidi Imam Sati- pengurus kelompok ini pada Senin
(21/2) di sela pertemuan dengan penyuluh. Ditambahkan Imam Sati bahwa sejak
pelaksanaan kegiatan SLAPO, anggota secara pribadi juga telah memulai gerakan
pertanian ramah lingkungan ini di masing-masing lahan.
Seperti diungkapkan salah seorang petani dari
kelompok tani ini “Tahun ini kami siap “tekan
kontrak” dengan mikroba untuk semua lahan.” Memang kegiatan usaha tani yang dilakukan secara
organik tak terlepas dari peran mikroorganisme . Misalnya saja dalam peramuan
pupuk organik, baik cair maupun padat, peran mikroba dalam membantu pengomposan
sangat menentukan kualitas hasil pupuk organik.
Ichsan Kurniawan dan Junaidi Imam Sati serta Pihak BP4K2P Agam |
Untuk nagari sungai landia, kelompok mubarakah
merupakan salah satu kelompok tani yang keukeuh
mengarahkan kegiatan kelompok ke pertanian organik. Sebagai contoh saja di luar
labor lapang kegiatan SLAPO, lahan kolektif kelompok seluas lebih dari 1 Ha
telah lebih dahulu ditanami komoditi cabe organik dan telah panen di akhir
tahun 2010. Tahun ini lahan kolektif kelompok bertambah seluas lebih kurang 1
Ha yang juga akan ditanami komoditi organik. Belum lagi pengembangan di lahan
milik pribadi masing-masing anggota.
Junaidi Imam Sati Memaparkan Hasil SLAPO pada Fielday |
Kegiatan pertanian organik inipun didukung oleh
DPRD Provinsi Sumatera Barat, hal ini diungkapkan sewaktu kegiatan Kunjungan
Komisi II DPRD Sumbar ke Kecamamat IV Koto pada awal tahun yang lalu.
Tahun 2012 ini Kelompok Tani Mubarakah dan
Penyuluh Pertanian melalui UPT BP4K2P Kecamatan IV Koto Kabupaten Agam mengukuhkan
diri masih eksis di Pertanian Organik. “Hal ini telah menjadi tujuan kami sejak
awal karena kami yakin pertanian organik adalah pertanian yang lebih baik
terutama karena berwawasan lingkungan”tukas Junaidi Imam Sati, Sekretaris
Kelompok Tani yang juga menjadi petani Teladan Kabupaten Agam yang dinilai
tahun ini.
(Ichsan Kurniawan)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar