Tim Penilai Nagari Berprestasi
Kabupaten Agam Rabu (23/3) menilai kenagarian Sungai Landia yang maju mewakili Kecamatan IV
Koto. Diringi dengan penyuguhan air tabu panggang, walinagari menyampaikan
eksposnya terkait bidang ekonomi masyarakat.
Seperti diungkapkan Refli Suhemi- walinagari
Sungai Landia bahwa salah satu sektor andalan yang menjadi tumpuan harapan
ekonomi masyarakat selain sektor pertanian dan peternakan bidang lain yang
dianggap urgen yakni sektor
perkebunan, khususnya komoditi tebu. Sektor ini dianggap mampu mengangkat
ekonomi masyarakat daerah ini. Puluhan tahun silam, komoditi ini adalah komoditi
yang memasyarakat dan rata-rata masyarakat nagari ini mempunyai parak tabu. Namun semakin lama semakin
terjadi penurunan dengan peralihan komoditi ke komoditi lain. Kendati demikian
geliat kebangkitannya kembali mulai dirasakan. Bekerjasama dengan penyuluh
serta jajaran UPT BP4K2P serta pihak kecamatan IV Koto, hal ini menjadi target.
Saat ini, mulai ada petani yang membuka lahan baru. Selain itu juga ada bentuk
lain dari usaha terkait komoditi ini. Bahkan walinagari sendiri menstimulasi
masyarakat dengan melakukan penanaman lahan tebu baru sebanyak 1000 batang.
Dengan pertambahan luas 154 Ha di tahun 2009
menjadi 159 Ha pada tahun 2010, hasil produk dari komoditi ini memberikan
kontribusi dengan nilai produksi sebesar lebih dari Rp. 900 juta/tahun. Dan
angka ini masih berpotensi lebih dalam memberikan kontribusi untuk perekonomian
apabila terdapat optimalisasi peran dari komoditi ini.
Demi peningkatan ekonomi masyarakat nagari,
dukungan pemerintah untuk sektor dan komoditi ini sangat dibutuhkan. Peralihan
pengolahan hasil dari tradisionil ke mekanisasi adalah tuntutan perubahan yang
diperlukan. Hal ini mengingat kebutuhan pasar yang membutuhkan gula tebu/ saka
dengan kualitas serta kuantitas yang ditentukan. Dan pengolahan tradisionil
cenderung belum mampu mencetak produk sesuai permintaan tersebut.
Selain itu, dari kuantitas pun jauh berbeda,
kilangan mekanik bekerja lebih efektif dengan mampu menghasilkan produk olahan 3-4
kali lebih banyak dibanding tradisionil dalam sehari. Dan tak ketinggalan
sarana serta prasarana seperti pembanguna jalan usaha tani juga sangat
dibutuhkan menimgbang geografis dan topografis wilayah yang berbukit-bukit.
Bak gayung bersambut, hal ini mendapat tanggapan
positif dari pihak tim penilai. Menurut Safriandi, salah seorang anggota tim
dari dinas koperindag setelah mendengar penjelasan dari wawancara di kelompok
bidang ekonomi masyarakat, dukungan tersebut akan diberikan dinas koperindag.
Lebih lanjut beliau menjelaskan bahwa dinas koperindag juga meliputi
penjembatanan antara petani tebu selaku produsen dengan konsumen atau pengumpul
melalui acara lelang. Hal tersebut memang telah dirasakan petani tebu yang
rutin mengikuti program lelang dinas koperindag tersebut.
Meski demikian agaknya petani tebu juga berpeluang
masuk pasar melalui penjualan produk hasil berupa minuman tabu panggang.
“Memang warga kami telah ada yang melakoni, namun kami harapkan juga permodalan
untuk usaha kecil menengah ini dibantu oleh dinas koperindag” jelas walinagari.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar