Ichsan Kurniawan,SP, M.Si
Tanaman padi ( Produsen ) akan lebih cepat
habis karena jumlah tikus banyak sedangkan pemangsa tikus ( Ular ) mungkin
jumlahnya sedikit. Jadi Produsen akan cepat habis, sedangkan Hewan / Pemangsa
(Konsumen III) yang tingkatnya diatas Pemangsa Tikus (Konsuman II) juga akan
berkurang karena kekurangan sumber makanannya.
Dengan kata lain, akan terjadi
ketidakseimbangan pada rantai makanan apabila jumlah Tikus (Konsuman I) tidak
segara dikendalikan Tikus yang telah terbunuh/tertangkap hanya merupakan
indikasi turunnya populasi. Yang perlu diwaspadai adalah populasi
tikus yang masih hidup, karena akan terus berkembang biak
dengan pesat selama musim tanam padi. Disamping itu monitoring keberadaan dan
aktivitas tikus sangat penting diketahui sejak dini agar usaha pengendalian
dapat berhasil.
Cara monitoring antara lain dengan melihat
lubang aktif, jejak tikus, jalur jalan tikus, kotoran atau gejala kerusakan
tanaman. Dan tidak kalah pentingnya adalah mewaspadai terhadap kemungkinan
terjadinya migrasi (perpindahan tikus) secara tiba-tiba dari daerah lain dalam
jumlah yang besar
Tikus bisa hidup di luar rumah dan juga hidup
di dalam rumah bersama-sama dengan manusia. Tikus biasanya dianggap sebagai
hama karena banyak memberikan dampak buruk bagi manusia sehingga suka diburu
untuk dimusnahkan. Di balik semua itu, ada juga orang-orang yang menjadikan
tikus sebagai hewan peliharaan, serta ada juga budaya suatu daerah yang
menghormati tikus setinggi langit sehingga haram hukumnya menyakiti
tikus.inilah bebrapa efek yang di timbulkan oleh hama tikus tersebut:
- Menimbulkan Kerusakan
Karena tikus adalah hewan pengerat maka tikus akan
menggigiti barang-barang yang ada di rumah kita serta membuat lubang-lubang
untuk jalan akses keluar masuk tikus. Selain itu tanaman-tanaman yang ditanam
manusia bisa dirusak tikus
- Mengotori Rumah
Tikus buang air besar dan buang air kecil sembarangan di
dalam maupun di luar rumah kita sehingga menimbulkan pemandangan dan bau yang
tidak sedap. Mau tidak mau kita harus membersihkannya sudah tentu dengan rasa
jijik Makan Minum dan Mengacak-Acak Makanan Minuman Manusia
Apabila makanan dan minuman kita tidak ditutup rapat dengan benar, maka tikus
bisa masuk dan ikut berpesta pora terhadap makanan kita. Jika sudah begitu maka
kita pun akan merasa jijik untuk makan makanan yang sudah dicicipi dan
diacak-acak oleh hewan tikus yang tidak bertanggung jawab.
- Menimbulkan Penyakit
Tikus bisa menjadi medium penyebaran penyakit berbahaya
seperti pes dan leptospirosis (kencing tikus). Jika mendengar penyakit yang
berbahaya tersebut, maka rasanya ingin segera memberantas tikus-tikus yang ada
di sekitar kita agar terhindar dari resiko terkena penyakit yang berbahaya.
- Menimbulkan Polusi
Tikus yang mengeluarkan suara mencicit-cicit serta
menimbulkan suara gaduh cukup mengganggu ketenangan di telinga kita. Tikus yang
mati dan menjadi bangkai di tempat yang tidak terlihat mata kita juga bisa
menjadi teror yang cantik bagi seluruh penghuni seisi rumah dengan polusi udara
tingkat tinggi.
- Membuat Orang-Orang Takut
dan Panik
Tikus yang lenggang kangkung lewat ke sana ke mari di
sekitar kita juga bisa membuat panik terhadap orang-orang yang phobia terhadap
tikus. Entah kenapa orang bisa takut pada tikus dan bisa menjerit-jerit dan
panik setengah mati jika melihat tikus. Yang pasti hal tersebut sangat tidak
menyenangkan bagi orang-orang normal yang tidak takut kepada tikus jika melihat
orang lain panik melihat tikus.
- Bisa Melukai Manusia
Masih ingatkah dengan pesan orangtua untuk cuci tangan dan
cuci kaki sebelum tidur agar tikus enggan menyantap tangan dan kaki kita yang
bebau makanan yang disukai para tikus. Gigi tikus yang sangat tajam memang bisa
saja melukai kita. Oleh karena itu kita harus terus waspada dan berhati-hati
terhadap berbagai acaman yang ditimbulkan oleh tikus yang kurang ajar.
- Memangsa Hewan Peliharaan
Bukan sesuatu yang tidak mungkin tikus akan menyerang
hewan-hewan peliharaan kesayangan kita jika sedang lapar. Hewan seperti burung,
ayam, bebek, kelinci, dan lain sebagainya bisa saja mati dimangsa tikus yang
kelaparan. Makanan binatang peliharaan kita pun juga kadang menjadi santapan
tikus-tikus yang lapar
- Merusak Pemandangan
Apa enaknya melihat penampilan tikus yang lusuh, dekil,
kotor, kucel, pitak dan menjijikkan? Dengan membayangkan kelakuan tikus kepada
kita saja sudah menibulkan rasa kesal yang amat sangat, apalagi melihat
penampakan tikus-tikus yang berlalu-lalang tanpa merasa bersalah di depan kita
dengan mata kepala kita sendiri.
- Menimbulkan Wabah Kelaparan
Tikus dalam jumlah besar bisa merusak sawah, ladang dan
kebun yang sedang ditanami beraneka bahan makanan manusia seperti padi, jagung,
buah dan sayur. Tikus pun juga bisa menyerang dan menghabiskan persediaan
makanan di dalam lumbung dan gudang bahan pangan sehingga serangan hama tikus
tidak boleh disepelekan dan harus ditindak jauh-jauh sebelum terjadi bencana.
Jumlah anak tikus per induk beragam antara 6-18 ekor,
dengan rata-rata 10,8 ekor pada musim kemarau dan 10,7 ekor pada musim hujan,
untuk peranakan pertama. Peranakan ke 2-6 adalah 6-8 ekor, dengan rata-rata 7
ekor. Peranakan ke 7 dan seterusnya, jumlah anak menurun mencapai 2-6 ekor,
dengan rata-rata 4 ekor. Interval antar peranakan adalah 30-50 hari dalam
kondisi normal.
Pada satu musim tanam, tikus betina dapat
melahirkan 2-3 kali, sehingga satu induk mampu menghasilkan sampai 100 ekor
tikus, sehingga
populasi akan bertambah cepat meningkatnya. Tikus betina
cepat dewasa, pada umur 28 hari sudah siap kawin dan dapat bunting. Masa
kehamilan mencapai 19-23 hari, dengan rata-rata 21 hari. Tikus jantan lebih
lambat menjadi dewasa daripada betinanya, pada umur 60 hari siap kawin. Lama
hidup tikus sekitar 8 bulan.
Sarang tikus pada pertanaman padi masa
vegetatif cenderung pendek dan dangkal, sedangkan pada masa generatif lebih
dalam, bercabang, dan luas karena mereka sudah mulai bunting dan akan
melahirkan anak. Selama awal musim perkembangbiakan, tikus hidup masih soliter,
yaitu satu jantan dan satu betina, tetapi pada musim kopulasi banyak dijumpai
beberapa pasangan dalam satu liang/sarang. Dengan menggunakan Radio Tracking
System, pada fase vegetatif dan awal generatif tanaman, tikus bergerak mencapai
100-200 m dari sarang, sedangkan pada fase generatif tikus bergerak lebih
pendek dan sempit, yaitu 50-125 m dari sarang.
Penyebab – penyebab meluaknya populasi hama
tikus khususnya di indonesia
v Jumlah pakan/makanan (Padi) melimpah khususnya indonesia.
v Jumlah pemangsa tikus (Konsumen II) sedikit / tidak
seimbang dengan jumlah tikus.
v Tempat berkembang biak yang aman untuk tikus.
v Tidak ada peran serta dari manusia dalam membasmi sarang
tikus.
v Banyak predator ( ular ) yang diburu oleh manusia
- Penyebab Terjadinya
Jumlah pakan/makanan (Padi) melimpah.
Jumlah pemangsa tikus (Konsumen II) sedikit / tidak
sei,bang dengan jumlah tikus.
Tempat berkembang biak yang aman untuk tikus.
Tidak ada peran serta dari manusia dalam membasmi sarang
tikus.
Banyak predator ( ular ) yang diburu oleh manusia.
- Efek Tehadap Organisme
Lain
Mungkin bisa membuat pertumbuhan padi menjadi kurang baik
atau bahkan bisa gagal panen. Hal tersebut juga berlaku untuk tanaman lain yang
biasanya dikonsumsi tikus. Karena tanaman tersebut dirusak oleh tikus sedangkan
mungkin pemangsa tikus sendiri jumlahnya sedikit.
- Pengaruh Yang Timbul Pada
Rantai Makanan
Tanaman padi ( Produsen ) akan lebih cepat habis karena
jumlah tikus banyak sedangkan pemangsa tikus ( Ular ) mungkin jumlahnya
sedikit. Jadi Produsen akan cepat habis, sedangkan Hewan / Pemangsa (Konsumen
III) yang tingkatnya diatas Pemangsa Tikus (Konsuman II) juga akan berkurang
karena kekurangan sumber makanannya.