oleh : ICHSAN KURNIAWAN, SP, M.Si
Budidaya
tanaman cabe merupakan kegiatan usaha tani yang menjanjikan keuntungan menarik.
Di Indonesia, permintaan akan cabe cukup tinggi. Cabe seakan-akan sudah menjadi
bahan kebutuhan pokok masyarakat. Di masa-masa tertentu, seperti menjelang hari
raya harga cabe bisa meningkat hingga puluhan kali lipat.
Usaha
tani tanaman cabe (Capsicum annuum L.) memerlukan modal besar dan
keterampilan yang cukup. Tidak jarang petani cabe merugi karena abai
memperhitungkan faktor cuaca, fluktuasi harga atau serangan hama dan penyakit.
Oleh karena itu, segala resiko dalam budidaya tanaman cabe harus
dipertimbangkan secara matang.
Serangan
hama dan penyakit merupakan salah satu faktor resiko yang cukup besar dalam
budidaya cabe. Agar sukses menjalankan usaha tani cabe, ada baiknya kita
mengenal jenis-jenis hama dan penyakit yang biasa menyerang tanaman cabe.
Kendala utama bercocok tanam adalah serangan
hama dan penyakit. Penanggulangan hama dan penyakit secara tepat merupakan
kunci keberhasilan usaha bercocok tanam. Berikut ini beberapa jenis hama dan
penyakit yang menyerang tanaman cabe dan cara penanggulangannya secara organik.
a.Hama
Hampir
semua hama yang menyerang tanaman terung-terungan bisa menyerang tanaman cabe.
Serangan hama ini bisa menurunkan produktivitas tanaman, bahkan pada tingkat
tertentu mengakibatkan gagal panen. Berikut ini beberapa jenis hama utama yang
sering menyerang tanaman cabe di Indonesia.
Penggerek daun
Hama ini menyerang daun sehingga daun tampak tidak normal seperti
berwarna putih keabu-abuan.
Indikasi: Daun tanaman terlihat berwarna putih keabu-abuan dan melinting.
Pengendalian:
Segera petik daun yang terserang hama kemudian semprot dengan pestisida organik
yang berupa campuran minyak cengkeh, air tembakau dan minyak sereh.
Ulat hijau
Ulat hijau sangat merusak tanaman. Jika tidak ditanggulangi dengan
cepat dan tepat maka daun tanaman akan habis dalam waktu singkat sehingga
tanaman akan mati.
Indikasi: Daun berlubang-lubang atau bahkan habis seluruhnya karena dimakan
ulat ini.
Pengendalian:
Petik daun yang rusak karena dimakan ulat. Kumpulkan dan binasakan ulatnya.
Setelah itu semprot dengan pestisida organik.
Kutu
Kutu ini menyerang seluruh bagian tanaman, seperti ranting, batang, dan
daun.
Indikasi: Tanaman rusak dan layu. Seluruh ranting, batang, buah, dan daun
terserang kutu.
Pengendalian:
Petik daun atau potong bagian tanaman yang terserang hama kemudian semprot
dengan pestisida organik.
Kumbang kecil
Hama ini mengganggu pertumbuhan tanaman cabe seperti halnya ulat hijau
karena hama ini juga menyerang daun.
Indikasi: Tanaman yang terserang hama ini terlihat kurang segar, terdapat
lubang-lubang kecil pada daunnya.
Pengendalian:
Petik daun yang sudah terlanjur rusak. Kumpulkan kumbang kecil dan binasakan.
Setelah itu semprot dengan pestisida organik pada pagi atau sore hari.
Thrips
Hama ini termasuk famili Thripidae ordo Thysanoptera, menyerang bagian
pucuk daun.
Indikasi: Pucuk daun tanaman terlihat kering dan layu karena cairannya dihisap
oleh hama ini.
Pengendalian:
Segera petik daun yang terserang hama kemudian semprot tanamannya menggunakan
pestisida organik.
·
Pengendalian
teknis. Bisa memanfaatkan predator alami hama ini, seperti kumbang dan kepik.
Pemakaian mulsa dan menjaga kebersihan kebun efektif menekan perkembangannya.
Selain itu, rotasi tanaman membantu mengendalikan hama jenis ini.
·
Pengendalian
kimiawi. Penyemprotan dilakukan bila serangan meluas. Gunakan insektisida yang
berbahan aktif fipronil dan lakukan pada sore hari.
b.Penyakit
Penyakit
yang menyerang tanaman cabe bisa disebabkan virus, bakteri, cendawan maupun
jamur. Setidaknya ada enam macam penyakit yang biasa menyerang tanaman cabe,
diantranya:
Black spot
Penyakit ini daun dan mengakibatkan rontoknya daun.
Indikasi: Tanaman yang terserang penyakit ini pada bagian permukaan daun
terlihat bercak hitam. Daun kemudian menguning dan akhirnya rontok.
Pengendalian:
Petik daun yang terserang penyakit dan semprot dengan pestisida organik. Bila
perlu, lakukan penyulaman.
Busuk daun
Penyakit ini disebabkan jamur Phytophthora infestans yang menyerang pangkal
buah hingga daun.
Indikasi: Tanaman berbercak hitam pada pangkal buah dan daun.
Pengendalian:
Semprot secara teratur menggunakan pestisida organik.
Layu
Penyakit ini disebabkan jamur yang menyerang akar.
Indikasi: Tanaman akan terlihat layu pada siang hari, terutama saat terkena
sinar matahari. Penyakit ini dapat mengakibatkan kematian tanaman.
Pengendalian:
Cabut dan bakar pohon yang terserang penyakit ini keudian ganti dengan bibit
baru.
Kapang daun
Penyakit ini disebabkan jamur Cladosporum fulvus cke yang menyerang
daun.
Indikasi: Seluruh permukaan daun dipenuhi spora berwarna cokelat.
Pengendalian:
Semprot secara teratur menggunakan pestisida organik.
Virus Kuning
Tanaman cabe yang
terserang virus kuning, daun dan batangnya akan terlihat menguning. Penyakit
ini disebut juga penyakit bule atau bulai. Penyebabnya adalah virus gemini,
penyakit ini bisa dibawa dari benih atau biji dan ditularkan oleh kutu.
Penyakit yang
disebabkan virus tidak akan mempan dengan penyemprotan racun-racun kimia.
Pengendalian harus dilakukan semenjak dini, dengan memilih benih unggul dan
tahan serangan virus. Selain itu bisa juga dengan membasmi hama yang menjadi
vektornya, seperti kutu.
Untuk menaikan
daya tahan tanaman cabe terhadap serangan virus kuning, bisa dengan
mengintensifkan pemupukan, misalnya penggunaan pupuk organik cair yang mengandung zat hara makro
dan mikro lengkap. Tujuannya agar tanaman cabe tumbuh subur sehingga lebih
tahan terhadap patogen.
Bahan dan Cara Umum Pengolahan
Pestisida Organik :
- Bahan mentah berbentuk tepung
(nimbi, kunyit, dll)
- Ekstrak tanaman/resin dengan
mengambil cairan metabolit sekunder dari bagian tanaman tertentu
- Bagian tanaman dibakar untuk
diambil abunya dan dipakai sebagai insektisida (serai, tembelekan/Lantana
camara)
Alternatif Pestisida Organik
Mimba
(Azadirachta indica)
Bahan
Pestisida Organik ini mengandung senyawa aktif azadirachtin, meliantriol, dan
salanin. Berbentuk tepung dari daun atau cairan minyak dari biji/buah. Efektif
mencegah makan (antifeedant) bagi serangga dan mencegah serangga mendekati
tanaman (repellent) dan bersifat sistemik. Mimba dapat membuat serangga mandul,
karena dapat mengganggu produksi hormone dan pertumbuhan serangga.
Mimba
mempunyai spectrum yang luas, efektif untuk mengendalikan serangga bertubuh
lunak (200 spesies) antara lainL belalang, thrips, ulat, kupu-kupu putih, dll.
Disamping itu dapat juga untuk mengendalikan jamur (fungisida) pada tahap
preventif, menyebabkan spora jamur gagal berkecambah. Jamur yang dikendalikan
antara lain penyebab: embun tepung, penyakit busuk, cacar daun/kudis, karat
daun dan bercak daun. Dan mencegah bakteri pada embun tepung (powdery mildew).
Ekstrak mimba sebaiknya disemprotkan pada tahap awal dari perkembangan
serangga, disemprotkan pada dun, disiramkan pada akar agar bisa diserap tanaman
dan untuk mengendalikan serangga di dalam tanah.
Akar tuba (Deris eliptica)
Senyawa
yang telah ditemukan antara lain adalah retenon. Retenon dapat diekstrak
menggunakan eter/aseton menghasilkan 2 – 4 % resin rotenone, dibuat menjadi
konsentrat air. Rotenon bekerja sebagai racun sel yang sangat kuat (insektisida)
dan sebagai antifeedant yang menyebabkan serangga berhenti makan. Kematian
serangga terjadi beberapa jam sampai beberapa hari setelah terkenal rotenone.
Rotenon dapat dicampur dengan piretrin/belerang. Rotenon adalah racun kontak
(tidak sistemik) berpspektrum luas dan sebagai racun perut. Rotenon dapat
digunakan sebagai moluskisida (untuk moluska), insektisida (untuk serangga) dan
akarisida (tungau).
Tembakau
Tembakau sebagai Pestisida Organik karena senyawa yang dikandung adalah nikotin. Ternyata nikotin ini tidak hanya racun untuk manusia, tetapi juga dapat dimanfaatkan untuk racun serangga Daun tembakau kering mengandung 2 – 8 % nikotin. Nikotin merupakan racun syaraf yang bereaksi cepat. Nikotin berperan sebagai racun kontak bagi serangga seperti: ulat perusak daun, aphids, triphs, dan pengendali jamur (fungisida).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar