ICHSAN KURNIAWAN,SP
Jagung merupakan salah
satu bahan makanan pokok kedua setelah beras. Jagung mempunyai arti penting
dalam pengembangan industri di Indonesia karena jagung merupakan bahan baku
untuk industri pangan dan industri pakan. Jagung atau biasa disebut dengan
Maize adalah makanan serta pakan terpenting di belahan bumi bagian barat.
Jagung dapat tumbuh di berbagai kondisi iklim.
Jagung merupakan salah
satu komuditas utama yang banyak dibudidayakan oleh masyarakat terutama di
Indonesia. Jumlah jagung yang diproduksi oleh masyarakat belum cukup untuk
memenuhi permintaan pasar karena masih banyak masyarakat yang belum mengetahui
tentang bagaimana cara membudidayakan jagung yang benar dan baik dan tanah atau
lahan untuk tanaman jagung telah banyak dialih fungsikan sebagai gedung-gedung
dan lain-lain. Perusahaan swasta pun juga belum memproduksi jagung secara
optimal. Jagung juga sebagai makanan pokok di suatu daerah tertentu dan diubah
menjadi beberapa makanan ringan yang banyak dikonsumsi oleh masyarakat sehingga
kebutuhan akan jagung meningkat di masyarakat.
Faktor-faktor yang
dapat mempengaruhi produksi tanaman jagung dapat dari berbagai hal, salah satu
contohnya yaitu faktor iklim. Iklim merupakan keadaan dimana yang sangat
menentukan sehingga tidak semua tanaman dapat tumbuh pada setiap iklim. Selain
iklim dapat menentukan produktivitas tanaman jagung tetapi dapat juga
menentukan dalam hal kandungan gizi yang dihasilkan tanaman tetapi masyarakat
tidak mementingkan gizi yang terkandung dalam tanaman jagung tersebut.
Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki iklim tropis yang hanya
memiliki 2 musim yaitu musim hujan dan kemarau. Untuk daerah iklim tropis
kandungan gizi dalam tanaman hanya banyak mengandung karbohidrat yang tinggi
tetapi rendah kandungan protein pada setiap tanaman yang dihasilkan
(Kartasapoetra, 1990).
Penyakit yang sering menyerang
tanaman jagung antara lain adalah penyakit bulai (Downy mildew), penyakit
bercak daun (Leaf bligh), penyakit karat (Rust), penyakit gosong bengkak (Corn
smut/boil smut), dan penyakit busuk tongkol dan busuk biji.
Busuk tongkol Fusarium (Fusarium moniliforme) ditandai dengan permukaan biji pada tongkol
berwarna merah jambu sampai coklat, kadang-kadang diikuti oleh pertumbuhan miselium
seperti kapas yang berwarna merah jambu. Cendawan berkembang pada sisa tanaman
dan di dalam tanah, cendawan ini dapat terbawa benih, dan penyebarannya dapat
melalui angin atau tanah.
Pengendalian penyakit busuk tongkol di atas yaitu dengan cara tidak membiarkan tongkol
terlalu lama mengering di lapangan, jika musim hujan bagian batang
dibawah tongkol dipotong agar ujung tongkol tidak mengarah keatas. Pergiliran tanaman
dengan tanaman yang bukan termasuk padi-padian, karena
patogen-patogen tersebut mempunyai banyak tanaman inang. Secaraa kimiawi dapat
dilakukan penyemprotan
tanaman menggunakan fungisida
berbahan aktif metalaksil,
famoksadon, atau benomil. Dosis/konsentrasi sesuai dengan petunjuk pada
kemasan.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2007. Budidaya
Jagung. http://teknis-budidaya.blogspot.com/2007/10/budidaya-
jagung.html. Diakses
pada tanggal 28 Januari 2016.
Kartasapoetra, Ance
Gunarsih. 1990. Klimatologi Pengaruh
Iklim Terhadap Tanah dan Tanaman.
Jakarta:
Bumi Aksara.
Rasminah,
Siti. 2010. Penyakit-Penyakit Pasca Panen Tanaman Pangan. UB-Press. Malang
Tidak ada komentar:
Posting Komentar