IV Koto - DANGAU KREATIF
"Cemo'ohan itu berbuah manis". Begitulah ungkapan yang diungkapkan Ichsan Kurniawan,SP, Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) yang hampir 8 tahun menemani Junaidi Imam Sati dalam mengeksplor inovasi teknologi budidaya pertanian secara alami. Ia mengungkapkan bahwa Imam, sapaan akrab Junaidi, petani asal Nagari Sungai Landia, Kecamatan IV Koto ini pantas mendapatkan penghargaan dalam ajang Petani Berprestasi Tahun 2016 yang penyerahan penghargaannya dilakukan Kamis (29/9) lalu. Imam meraih penghargaan peringkat II berkat inovasi penggunaan teknologi ramah lingkungan dengan pemanfaatan nutrisi hara organik yang diracik sendiri.
Masih segar dalam ingatan Ichsan bagaimana mereka (red- Imam dan Ichsan) yang kala itu mulai menerapkan teknologi organik di salah satu lahan cabe, sempat dicemo'oh oleh masyarakat yang ada di sekitar. Mereka dianggap "tak waras" dan "menyimpang" atas perlakuan mereka dalam berbudidaya menggunakan bahan dan perlakuan alami. Misalnya salah satu contoh saja doktrin pemakaian ragam sarana produksi baik pupuk maupun pestisida nabati dalam berbudidaya cabe diasumsikan sebagai salah satu hal "wajib" menimbang tingginya resiko seranga hama penyakit pada tanaman cabe yang bisa mengakibatkan kegagalan total pada panen. Sementara mereka justru tidak mengindahkan cenderung membuat bahan sendiri sebagai sarana produksi. Perlakuan lain pun juga banyak dianggap "anomali" bagi pembudidaya cabe sekitar karena bersifat "melawan arus" dari kebiasaan budidaya petani.
"Namun seiring waktu berlalu. Ibarat pepatah bahwa waktu yang kan menjawab semua. Pernah pertengahan Tahun 2013, disaat hampir semua lahan sekitar lokasi pertanaman Imam mendapat serangan virus kuning. Kala itu hanya lahan Imam yang "adem-ayem" tanpa gaduh serangan. Ini juga berkat bantuan dampingan dari Adri,SP POPT Kecamatan IV Koto sebagai tempat berkonsultasi terhadap pengendalian penyakit yang tepat serta ramah lingkungan. Sejak saat itu, beberapa orang petani sering singgah untuk mencari tahu resep apa yang diberikan hingga akhirnya sampai saat ini banyak petani yang mampir untuk "berkonsultasi" dan mulai mengadopsi pertanian ramah lingkungan ala Imam." kenang Ichsan yang pernah meraih penghargaan Penyuluh Teladan peringkat II Provinsi Sumatra Barat dua tahun lalu ini.
Alhamdulillah, meskipun penerapan teknologi ini masih jauh dari sempurna, setidaknya Imam telah mampu memebrikan kontribusi terhadap pembangunan pertanian di Kecamatan IV Koto dalam perspektif pertanian ramah lingkungan. Petani yang juga salah seorang mubaligh ini juga getol menyampaikan pengalamannya ketika berdakwah. Kelebihan lain yang didapat, Imam bahkan mulai mengerti tentang keilmuan dalam pertanian seperti metabolisme tumbuh, kandungan unsur hara dan lain sebagainya sebagaimana seorang akdemisi.
Semoga apa yang diraih Imam menjadi amalan dan motivasi dalam memberikan kontribusi berarti terhadap dunia pertanian dan kesejahteraan masyarakat tani Indonesia. Selamat Pak Imam. (tim DG, 1/10/2016)